Krisis politik Ukraina memicu kemungkinan terjadinya era Perang Dingin baru di Eropa. Apalagi Polandia, Republik Ceko, Hungaria, dan Slovakia membandingkan aksi Rusia di Ukraina sama dengan invasi Uni Soviet di negara-negara Eropa Timur pada era 1960-an.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bahkan menggelar pertemuan darurat setelah Polandia meminta konsultasi berdasarkan ayat 4 kesepakan aliansi NATO. Kesepakatan itu mengatur apa yang bisa dilakukan sebuah negara anggota NATO ketika mereka yakin bahwa integritas teritorial, kemerdekaan politik dan keamanan mereka terancam.
Sehingga untuk menenangkan para sekutu di Eropa Timur, AS kemudian menggelar latihan militer bersama dengan Polandia dan memperkuat aliansi patroli udara bersama negara-negara Baltik.
Sebanyak 12 jet tempur F-16 an 300 personel marinir AS akan dikirim ke Polandia pada Kamis (13/3/2014) untuk ikut dalam latihan militer bersama.
Latihan ini pada awalnya dirancang dalam skala kecil namun kemudian ditingkatkan dan dipercepat terkait situasi tegang di Ukraina. Demikian juru bicara Kementerian Pertahanan Polandia, Jacek Sonta.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Semenanjung Crimea memiliki hak untuk bergabung dengan Rusia, maka Ukraina meminta bantuan AS untuk menghentikan "agresi" Moskwa di kawasan strategis yang secara efektif sudah ada di bawah kendali Rusia.
Dengan kondisi yang tidak menentu saat ini, sejumlah negara Eropa Timur kini mensyukuri keputusan mereka bergabung dengan NATO.
"NATO hari ini bukanlah organisasi yang sama ketika memerangi Uni Soviet," kata pakar keamanan dan mantan pemimpin intelijen militer Republik Ceko, Andor Sandor.
"NATO bukan lagi aliansi yang sama seperi saat kami bergabung 15 tahun lalu, namun saya selalu berpikir bergabung dengan NATO adalah hal terbaik untuk keamanan negara kami," tambah Sandor.
"Dengan menjadi anggota NATO, angkatan bersenjata kami belajar banyak hal. Kini kami sudah memenuhi standar barat dalam banyak hal. Dan kini prajurit kami sudah menyelesaikan banyak misi, latihan dan memiliki posisi," Sandor memaparkan.
Hal yang sama juga dirasakan Hungaria. Demikian pendapat pakar masalah pertahanan Istvan Balogh dari Institut Masalah Internasional Hungaria.
"Keanggotaan NATO menjadi sebuah keuntungan bagi Hungaria. Menjadi anggota NATO membuat kami menjadi bagian komunitas transatlantik," ujar Itsvan.
"Pengalaman tempur yang kami peroleh selama di Afganistan, menunjukkan bagaimana cara militer abad ke-21 bekerja dan pengalaman itu turut membantu perkembangan militer Hungaria," tambah dia.
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment