Tuesday, 11 March 2014

Jepang tak akan Ubah Permohonan Maaf Kejahatan Perang

Jepang mengaku tidak akan mengubah permohonan maafnya pada dunia di tahun 1993 terkait kejahatan perang, termasuk salah satunya prostitusi paksa. 

Kendati begitu, Jepang akan tetap memeriksa kembali sejarah prostitusi paksa tersebut. Hal ini diungkapkan Juru Bicara Kepala Pemerintahan Jepang Yoshihide Suga, Senin (10/3).

Sejumlah negara di Asia geram saat Jepang membentuk sebuah tim untuk memverifikasi keakuratan sejarah. Tim itu bertugas memeriksa sejarah dan mengecek kebenaran beberapa wawancara dengan perempuan yang mengaku dijadikan budak seks Jepang sebelum dan selama perang berlangsung.


Sejumlah ahli sejarah mengatakan puluhan ribu perempuan dipaksa menjadi budak seks Jepang. Kelompok nasionalis Jepang bersikukuh para wanita itu sukarela menjadi pekerja seks, bukan budak.


Suga menegaskan saat ini pihaknya hanya akan melihat sejarah ke belakang. Namun yang jelas, tidak ada rencana untuk mengubah cerita sejarah atau mengganti permohonan maaf resmi negara.

Sumber : Metrotv

No comments:

Post a Comment