Menteri Pertahanan
Perancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan, Perancis merencanakan investasi
satu miliar euro (1,36 miliar dolar AS) untuk meningkatkan kemampuan
pesawat tempur Rafale dalam upaya merebut penawaran dan mengatasi
persaingan sengit.
"Ini adalah tanda yang jelas dari komitmen kami untuk berinvestasi di Rafale, agar memiliki tingkat internasional yang lebih baik. Ini juga merupakan jaminan untuk menawarkan produk jangka panjang, yang memenuhi persyaratan ekspor," kata Le Drian, Jumat.
Rencana modernisasi Rafale meliputi, pengintegrasian rudal jarak jauh Meteor baru dengan laser penunjukan pod generasi baru "PDL NG".
Diproduksi oleh perusahaan Perancis Dassault Aviation, Rafale, --sebuah pesawat tempur multi-peran bermesin ganda dengan sayap delta yang hanya digunakan oleh pasukan angkatan laut lokal--, telah kehilangan kesempatan untuk ekspor ke negara-negara lain. Karena harganya melonjak, sejak mulai dioperasikan satu dekade lalu.
Pesawat Perancis ini, menghadapi persaingan dari pesawat tempur F/A-18 Super Hornet dari Boeing Amerika Serikat dan pesawat tempur Gripen NG dari Saab Swedia.
Hampir mencapai kesepakatan pembelian jet tempur dengan Brazil, Rafale Perancis, dinilai terlalu mahal. Sehingga mengalami kemunduran pada bulan lalu, setelah negara Amerika Latin itu memilih Saab untuk menyediakan 36 jet tempurnya.
Dassault Aviation memperoleh pesanan untuk 180 pesawat tempur dan sejauh ini telah mengirimkan 126 jet, menurut data kementerian pertahanan.
Sumber : Skalanews
"Ini adalah tanda yang jelas dari komitmen kami untuk berinvestasi di Rafale, agar memiliki tingkat internasional yang lebih baik. Ini juga merupakan jaminan untuk menawarkan produk jangka panjang, yang memenuhi persyaratan ekspor," kata Le Drian, Jumat.
Rencana modernisasi Rafale meliputi, pengintegrasian rudal jarak jauh Meteor baru dengan laser penunjukan pod generasi baru "PDL NG".
Diproduksi oleh perusahaan Perancis Dassault Aviation, Rafale, --sebuah pesawat tempur multi-peran bermesin ganda dengan sayap delta yang hanya digunakan oleh pasukan angkatan laut lokal--, telah kehilangan kesempatan untuk ekspor ke negara-negara lain. Karena harganya melonjak, sejak mulai dioperasikan satu dekade lalu.
Pesawat Perancis ini, menghadapi persaingan dari pesawat tempur F/A-18 Super Hornet dari Boeing Amerika Serikat dan pesawat tempur Gripen NG dari Saab Swedia.
Hampir mencapai kesepakatan pembelian jet tempur dengan Brazil, Rafale Perancis, dinilai terlalu mahal. Sehingga mengalami kemunduran pada bulan lalu, setelah negara Amerika Latin itu memilih Saab untuk menyediakan 36 jet tempurnya.
Dassault Aviation memperoleh pesanan untuk 180 pesawat tempur dan sejauh ini telah mengirimkan 126 jet, menurut data kementerian pertahanan.
Sumber : Skalanews
No comments:
Post a Comment