Peluru berkaliber 50 itu melesat ke udara setelah ditembakkan. Tiba-tiba
arahnya berubah dan mengenai sasaran yang dituju. Uji coba itu
merupakan bagian dari program Defense Advanced Research Projects Agency
(DARPA) yang dikembangkan California Teledyne Scientific & Imaging.
"Peluru yang bisa berubah arah ini dirancang khusus untuk penembak jitu," tulis Popular Science di lamanya menggambarkan peluru tersebut. Uji coba teknologi baru atas pesanan Departemen Pertahanan Amerika Serikat itu direkam dalam video. Proyek rahasia ini diberi nama Extreme Accuracy Task Ordnance (Exacto).
"Tujuan program Exacto adalah merevolusi akurasi dan jangkauan senapan dengan mengembangkan peluru kaliber kecil yang dipandu," kata pejabat DARPA dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Stripes.
Memang, amunisi yang dirancang khusus ini dapat berubah arah di udara. Nah, bagaimana ia melakukannya, tetap dirahasiakan rapat-rapat. Departemen Pertahanan dan instansi terkait enggan berkomentar.
Penembak jitu umumnya beroperasi dalam tim beranggotakan dua orang, yakni penembak dan spotter, yang harus membuat penyesuaian untuk sejumlah faktor setelah mereka berada di posisinya. Contohnya tim sniper yang berada di Afganistan. Di sana, mereka dihadapkan pada angin kencang dan medan berdebu yang sangat menantang.
Departemen Pertahanan berpikir, sangat penting bagi penembak jitu menemukan target lebih cepat dan akurat. Juga kemungkinan meningkatkan keamanan dengan cara menyembunyikan lokasi para sniper dari tembakan balasan. Karena itu, DARPA berharap memberi mereka Exacto segera.
Ahli senjata menyambut terobosan itu. Namun mereka mempertanyakan apakah teknologi ini bakal sukses di lapangan. Ted Gatchel, profesor emeritus di Naval War College serta ahli dalam perang amfibi dan senjata ringan, menuturkan tidak melihat dilema moral. Sebabnya, artileri dan bom yang dipandu sudah menjadi bagian dari militer modern.
Gatchel hanya ragu akan kelayakannya. Maklum, tim sniper sudah membawa sejumlah besar peralatan. Kalau dilengkapi dengan peralatan baru lagi, kata dia, beban mereka bakal bertambah.
Sumber : Tempo
"Peluru yang bisa berubah arah ini dirancang khusus untuk penembak jitu," tulis Popular Science di lamanya menggambarkan peluru tersebut. Uji coba teknologi baru atas pesanan Departemen Pertahanan Amerika Serikat itu direkam dalam video. Proyek rahasia ini diberi nama Extreme Accuracy Task Ordnance (Exacto).
"Tujuan program Exacto adalah merevolusi akurasi dan jangkauan senapan dengan mengembangkan peluru kaliber kecil yang dipandu," kata pejabat DARPA dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Stripes.
Memang, amunisi yang dirancang khusus ini dapat berubah arah di udara. Nah, bagaimana ia melakukannya, tetap dirahasiakan rapat-rapat. Departemen Pertahanan dan instansi terkait enggan berkomentar.
Penembak jitu umumnya beroperasi dalam tim beranggotakan dua orang, yakni penembak dan spotter, yang harus membuat penyesuaian untuk sejumlah faktor setelah mereka berada di posisinya. Contohnya tim sniper yang berada di Afganistan. Di sana, mereka dihadapkan pada angin kencang dan medan berdebu yang sangat menantang.
Departemen Pertahanan berpikir, sangat penting bagi penembak jitu menemukan target lebih cepat dan akurat. Juga kemungkinan meningkatkan keamanan dengan cara menyembunyikan lokasi para sniper dari tembakan balasan. Karena itu, DARPA berharap memberi mereka Exacto segera.
Ahli senjata menyambut terobosan itu. Namun mereka mempertanyakan apakah teknologi ini bakal sukses di lapangan. Ted Gatchel, profesor emeritus di Naval War College serta ahli dalam perang amfibi dan senjata ringan, menuturkan tidak melihat dilema moral. Sebabnya, artileri dan bom yang dipandu sudah menjadi bagian dari militer modern.
Gatchel hanya ragu akan kelayakannya. Maklum, tim sniper sudah membawa sejumlah besar peralatan. Kalau dilengkapi dengan peralatan baru lagi, kata dia, beban mereka bakal bertambah.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment