Tiongkok diduga tengah membuat sebuah pulau di daerah terumbu karang Laut Tiongkok Selatan yang dipersengketakan dengan empat negara lainnya. Ukuran pulau ini cukup besar untuk menjadi landasan pacu pesawat, menimbulkan kecurigaan Tiongkok tengah membuat pangkalan militer.
Hal ini terungkap dalam sebuah citra satelit yang dilaporkan oleh lembaga pertahanan IHS Jane's diberitakan Reuters (21/11). Jika benar reklamasi daratan itu dilakukan untuk membuat landasan pacu, maka ini akan menjadi bandara militer lepas pantai pertama di Laut Tiongkok Selatan, mengancam negara-negara pengklaim lainnya seperti Taiwan, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Brunei.
Dalam citra satelit yang diperoleh IHS Jane's, Tiongkok membangun pulau di Terumbu Karang Fiery Cross dengan panjang setidaknya 3.000 meter dan lebar 200-300 meter, cukup besar untuk membuat landasan pacu dan apron pesawat.
Dengan membuat pulau ini, Tiongkok mengacuhkan seruan Amerika Serikat untuk menghentikan segala bentuk provokasi di Laut Tiongkok Selatan. Sebelumnya, beberapa ketegangan terjadi di tengah upaya Tiongkok dan negara pengklaim membuat pedoman tata perilaku di wilayah sengketa.
Reklamasi juga dilakukan untuk membuat pelabuhan di bagian timur terumbu karang. Menurut IHS Jane's, ukurannya cukup untuk berlabuh kapal tangker dan kapal perang.
Catatan IHS Jane's menunjukkan bahwa ini adalah proyek reklamasi keempat Tiongkok di Kepulauan Spratly dalam 12 hingga 18 bulan terakhir. Namun temuan kali ini adalah yang terbesar.
Terumbu Karang Fiery Cross sebelumnya tidak terlihat di permukaan. Tiongkok lantas membuat pondasi beton di atasnya untuk angkatan laut mereka. IHJ Jane's menuliskan bahwa tempat itu menjadi markas garnisun Tiongkok dan memiliki dermaga, pertahanan anti-serangan udara, anti-pasukan katak, perangkat komunikasi dan rumah kaca.
Media Hong Kong beberapa waktu lalu juga mengatakan bahwa Tiongkok berencana membuat pangkalan udara di Terumbu Karang Fiery Cross. Namun Agustus lalu, wakil Dirjen Perbatasan dan Urusan Kelautan Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengaku tidak menetahuinya.
Beijing sebelumnya menolak seruan Washington untuk semua pihak yang bersengketa di Laut Tiongkok Selatan menghentikan aktivitas yang memicu provokasi. Menurut Tiongkok, mereka bisa membangun apapun di Laut Tiongkok Selatan.
Sumber : CNN
Siapa yang kuat itu yang menang tak peduli benar atau salah itulah inti demokrasi.
ReplyDelete