Duta Besar Jepang untuk Indonesia,
Yoshinori Katori, menyatakan bahwa militer di negaranya kini tengah
bertransformasi untuk berperan lebih luas dari biasanya. Namun, dia
buru-buru menegaskan, ini bukan berarti militer Jepang akan menjadi
agresif.
Demikian kata Katori dalam acara perayaan 60 tahun Pasukan Bela
Diri Jepang. Berlangsung di sebuah hotel di Jakarta, acara itu diikuti
oleh kalangan diplomatik dan pebisnis Jepang, Indonesia dan mancanegara.
"Kabinet Jepang awal bulan ini mengumumkan bahwa peran Pasukan Bela
Diri Jepang diperluas. Artinya tidak hanya melindungi personel Jepang
namun juga personel negara sekutu bila diserang ketika menjalankan suatu
tugas bersama-sama," kata Katori kepada para wartawan.
Dia menampik anggapan bahwa kebijakan baru Pemerintah Jepang di
bawah Perdana Menteri Shinzo Abe itu akan membuat militer Negeri
Matahari Terbit tersebut akan menjadi agresif. Peningkatan peran itu
hanya untuk tujuan kolektif dalam bekerjasama dengan militer sekutu.
"Tidak bisa diartikan bahwa ini akan membuat pasukan kami menjadi
agresif. Namun perannya hanya sedikit diperluas tidak saja melindungi
diri sendiri, tapi juga melindungi pasukan sekutu," kata Katori.
Dia memberi contoh bila kapal militer Jepang dan sekutunya, Amerika
Serikat, berpatroli bersama-sama. "Sebelumnya, militer kami bereaksi
hanya bila kapalnya yang diserang. Namun, dengan kebijakan baru ini,
kami juga berhak melindungi kapal Amerika bila mendapat serangan,"
lanjut Katori.
Dia mengingatkan bahwa, kendati perannya kini ditingkatkan, militer
Jepang masih tidak diperbolehkan bertindak agresif. "Konstitusi Jepang
melarang militer kami untuk tampil agresif dalam menyelesaikan suatu
masalah kecuali untuk pertahanan negara," tegas Katori.
Peningkatan peran militer Jepang itu belakangan ini dikhawatirkan
negara-negara tetangga, seperti China dan Korea Selatan. Mereka trauma
akan agresivitas pasukan pendudukan Jepang sebelum dan selama Perang
Dunia Kedua.
Tidak hanya di negara-negara tetangga, peningkatan peran Pasukan
Bela Diri Jepang itu juga masih menjadi kontroversi di dalam negeri.
Menurut stasiun berita Channel News Asia, parlemen Jepang Selasa ini
mulai mendebatkan keputusan PM Abe itu.
Mereka membahas sampai sejauh mana militer Jepang bisa menerapkan
peran barunya tersebut. Sementara itu, Dubes Katori menampik spekulasi
bahwa peningkatan peran militer Jelang itu terkait ketegangan dengan
China soal perebutan wilayah maritim.
Sumber : Viva
No comments:
Post a Comment