Kelompok Human Rights Watch (HRW) pada
Jumat (27/6/2014) mengklaim sudah menemukan lokasi pembantaian massal
yang dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terhadap
warga dan tentara Irak.
HRW menyatakan, korban pembantaian massal itu sekitar 160 hingga 190 orang di dua lokasi dan di dua hari, pada 11 dan 14 Juni 2014. Namun, ISIS sendiri menyatakan mereka melakukan pembantaian terhadap 1.700 tentara Irak.
Temuan lokasi itu mengacu pada foto-foto adegan esekusi massal yang diunggah di internet oleh ISIS. ”Analisis foto, dan citra satelit secara kuat mengindikasikan bahwa ISIS melakukan eksekusi massal di Tikrit setelah merebut kota itu pada tanggal 11 Juni 2014,” bunyi pernyataan HRW, seperti dikutip Fox News.
HRW mengakui bahwa jumlah korban mungkin jauh lebih tinggi data yang mereka lansir, sebab untuk menuju lokasi itu nyawa para aktivis HRW jadi taruhannya.
”Foto-foto dan gambar satelit dari Tikrit memberikan bukti kuat kejahatan perang mengerikan yang perlu penyelidikan lebih lanjut,” ujar Direktur HRW, Peter Bouckaert.
Dalam foto citra satelit itu, ada dua parit di lokasi yang sama. Sedangkan parit ketiga yang diduga juga menjadi lokasi pembantaian massal oleh ISIS belum ditemukan.
”Selama konflik bersenjata, pembunuhan orang yang tidak terlibat dalam permusuhan, termasuk anggota angkatan bersenjata yang telah meletakkan senjata mereka dan orang-orang dalam tahanan, adalah kejahatan perang,” tegas dia.
”Pembunuhan, ketika sistematis atau meluas dan berkomitmen sebagai bagian dari kebijakan yang disengaja dari kelompok yang teratur, dapat menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan,” imbuh Bouckaert.
Sumber : Sindo
HRW menyatakan, korban pembantaian massal itu sekitar 160 hingga 190 orang di dua lokasi dan di dua hari, pada 11 dan 14 Juni 2014. Namun, ISIS sendiri menyatakan mereka melakukan pembantaian terhadap 1.700 tentara Irak.
Temuan lokasi itu mengacu pada foto-foto adegan esekusi massal yang diunggah di internet oleh ISIS. ”Analisis foto, dan citra satelit secara kuat mengindikasikan bahwa ISIS melakukan eksekusi massal di Tikrit setelah merebut kota itu pada tanggal 11 Juni 2014,” bunyi pernyataan HRW, seperti dikutip Fox News.
HRW mengakui bahwa jumlah korban mungkin jauh lebih tinggi data yang mereka lansir, sebab untuk menuju lokasi itu nyawa para aktivis HRW jadi taruhannya.
”Foto-foto dan gambar satelit dari Tikrit memberikan bukti kuat kejahatan perang mengerikan yang perlu penyelidikan lebih lanjut,” ujar Direktur HRW, Peter Bouckaert.
Dalam foto citra satelit itu, ada dua parit di lokasi yang sama. Sedangkan parit ketiga yang diduga juga menjadi lokasi pembantaian massal oleh ISIS belum ditemukan.
”Selama konflik bersenjata, pembunuhan orang yang tidak terlibat dalam permusuhan, termasuk anggota angkatan bersenjata yang telah meletakkan senjata mereka dan orang-orang dalam tahanan, adalah kejahatan perang,” tegas dia.
”Pembunuhan, ketika sistematis atau meluas dan berkomitmen sebagai bagian dari kebijakan yang disengaja dari kelompok yang teratur, dapat menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan,” imbuh Bouckaert.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment