Di tengah memanasnya situasi di Ukraina timur,
sekitar 150 pasukan Amerika Serikat (AS) mulai mendarat di wilayah
Eropa. Dalam waktu yang hampir bersamaan dua jet tempur Rusia juga
melintasi langit Eropa.
Dari 600 pasukan AS yang renacananya dikerahkan di Eropa, sudah ada 150 tentara yang sudah mendarat di Swidwin, Polandia. Sisanya, yakni 450 tentara AS akan menyusul dalam beberapa hari ini.
Departemen Pertahanan AS atau Pentagon berdalih pengerahan ratusan pasukan AS ke Eropa untuk latihan militer. Namun, mereka tidak bisa membantah pengerahan pasukan itu juga terkait ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan negaranya sudah siaga untuk mengangkat senjata, jika sewaktu-waktu Rusia ataupun kepentingan Rusia di Ukraina diserang. Lavrov mengibaratkan situasi seperti ini mirip dengan situasi perang Georgia tahun 2008.
”Jika kepentingan kita, kepentingan sah kita, kepentingan Rusia telah diserang secara langsung, saya tidak melihat jalan lain kecuali merespon sesuai dengan hukum internasional,” katanya dalam wawancara dengan Rusia Today. Dia tidak memungkiri adanya campur tangan AS di Ukraina yang harus diwaspadai Rusia. (Baca: Waspadai gelagat AS, Rusia siap perang jika diserang)
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki justru meledek komentar Lavrov. Dia menyebut, komentar Menteri Luar Negeri Rusia itu menggelikan.”Pendekatan kami di sana (Ukraina) adalah untuk meredam eskalasi. Kami berpikir tidak ada solusi militer di lapangan,” kata Psaki, seperti dilansir kantor berita BBC, semalam (23/4/2014).
Aksi jet tempur Rusia
Duta Besar AS untuk Polandia, membenarkan adanya pengerahan pasukan AS di Polandia. Namun, langkah itu merupakan kewajiban AS untuk meyakinkan sekutu NATO di Eropa atas jaminan keamanan.
Secara terpisah, Inggris, Belanda dan Denmark, mulai siaga setelah dua pesawat jet tempur Rusia melintasi langit mereka. Kementerian Pertahanan Inggris (MoD), mengatakan, dua pesawat jet tempur Rusia telah mendekati wilayah udara Skotlandia, tapi tidak berselang lama dua pesawat tempur Rusia itu berbalik arah.
Pejabat militer Belanda dan Denmark juga membenarkan adanya gerakan dua pesawat jet tempur Rusia. Tidak mau kecolongan, dua pesawat tempur Rusia itu pun diintai pesawat Angkatan Udara dua negara itu.
”Kami hanya mengikuti mereka dan (pesawt tempur Rusia) hanya berbalik arah, ketika kami mencapai Jerman,” kata juru bicara Komandao Pertahanan Denmark, Anders Fridberg, seperti dilansir kantor berita Associated Press.
Sumber : Sindo
Dari 600 pasukan AS yang renacananya dikerahkan di Eropa, sudah ada 150 tentara yang sudah mendarat di Swidwin, Polandia. Sisanya, yakni 450 tentara AS akan menyusul dalam beberapa hari ini.
Departemen Pertahanan AS atau Pentagon berdalih pengerahan ratusan pasukan AS ke Eropa untuk latihan militer. Namun, mereka tidak bisa membantah pengerahan pasukan itu juga terkait ketegangan antara Rusia dan Ukraina.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyatakan negaranya sudah siaga untuk mengangkat senjata, jika sewaktu-waktu Rusia ataupun kepentingan Rusia di Ukraina diserang. Lavrov mengibaratkan situasi seperti ini mirip dengan situasi perang Georgia tahun 2008.
”Jika kepentingan kita, kepentingan sah kita, kepentingan Rusia telah diserang secara langsung, saya tidak melihat jalan lain kecuali merespon sesuai dengan hukum internasional,” katanya dalam wawancara dengan Rusia Today. Dia tidak memungkiri adanya campur tangan AS di Ukraina yang harus diwaspadai Rusia. (Baca: Waspadai gelagat AS, Rusia siap perang jika diserang)
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki justru meledek komentar Lavrov. Dia menyebut, komentar Menteri Luar Negeri Rusia itu menggelikan.”Pendekatan kami di sana (Ukraina) adalah untuk meredam eskalasi. Kami berpikir tidak ada solusi militer di lapangan,” kata Psaki, seperti dilansir kantor berita BBC, semalam (23/4/2014).
Aksi jet tempur Rusia
Duta Besar AS untuk Polandia, membenarkan adanya pengerahan pasukan AS di Polandia. Namun, langkah itu merupakan kewajiban AS untuk meyakinkan sekutu NATO di Eropa atas jaminan keamanan.
Secara terpisah, Inggris, Belanda dan Denmark, mulai siaga setelah dua pesawat jet tempur Rusia melintasi langit mereka. Kementerian Pertahanan Inggris (MoD), mengatakan, dua pesawat jet tempur Rusia telah mendekati wilayah udara Skotlandia, tapi tidak berselang lama dua pesawat tempur Rusia itu berbalik arah.
Pejabat militer Belanda dan Denmark juga membenarkan adanya gerakan dua pesawat jet tempur Rusia. Tidak mau kecolongan, dua pesawat tempur Rusia itu pun diintai pesawat Angkatan Udara dua negara itu.
”Kami hanya mengikuti mereka dan (pesawt tempur Rusia) hanya berbalik arah, ketika kami mencapai Jerman,” kata juru bicara Komandao Pertahanan Denmark, Anders Fridberg, seperti dilansir kantor berita Associated Press.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment