Biro desain Tupolev, bagian dari United Aircraft Corporation (UAC),
telah menyelesaikan desain awal PAK DA, pesawat terbang jarak jauh yang
paling muktahir. Diperkirakan, tiga tahun lagi Rusia sudah bisa memiliki
pesawat ini.
Kapasitas produksi PAK FA sudah dikerahkan, tetapi T-50 tidak bisa
menggantikan peran Su-27 dan Su-30 sepenuhnya dalam waktu singkat. Oleh
sebab itu, dalam sepuluh tahun ke depan Rusia mempertimbangkan
penggunaan dua tipe pesawat yakni T-50 dan Su-35S
Sumber : RBTH
PAK DA kelak akan menggantikan peran pesawat terbang
Tu-95 MS, Tu-160, dan Tu-22 3M dalam persenjataan Angkatan Udara Rusia.
Direktur Utama UAC Mikhail Pogosyan mengumumkan, pembuatan beberapa
komponen untuk perakitan prototipe uji coba akan dimulai dalam waktu
dekat.
Subsonik atau Supersonik?
Desain akhir PAK DA sudah siap, tapi tak ada yang
bisa memprediksi perkembangan dunia penerbangan di masa mendatang,
sehingga masih terbuka kemungkinan dilakukan modifikasi.
Pada waktu memulai pembuatan proyek PAK DA pada 1999, desainer pesawat ini dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit: Angkatan Udara Rusia membutuhkan pesawat subsonik atau supersonik?
Pesawat supersonik dapat menerebos semua senjata
pertahanan udara, namun karena fitur aerodinamis yang dimilikinya,
pesawat ini terlalu mencolok bagi musuh.
Selain itu, pemakaian bahan
bakar pesawat pembom supersonik sangatlah boros, sehingga pesawat ini
tidak dapat terbang jauh di udara tanpa mengisi ulang bahan bakar.
Akhirnya desainer pesawat memilih membuat pesawat
pembom subsonik. Panglima Tertinggi Angkatan Udara Rusia Viktor Bondar
menyatakan keunggulan PAK DA adalah pesawat ini memiliki kapasitas lebih
banyak dibanding Tu-160. Selain itu, persenjataan yang dimiliki akan
jauh lebih dahsyat. Sementara, masalah lain akan terselesaikan dengan
kehadiran rudal.
Pesaing Spirit B-2
Pesawat baru ini akan dibangun berdasarkan skema
”sayap terbang” yakni jenis pesawat yang mengudara hanya dengan sayap,
tanpa ekor dan karnard (aeronautik). Fuselage (badan pesawat) hampir rata dan dimensinya dikurangi.
Peran umum fuselage
seperti menampung kru, peralatan, kargo, dan sebagainya, dibebankan
pada sayap pesawat. Sayap tersebut juga dipasangi senjata dan tempat
awak kapal.
Kebanyakan pembuatan pesawat tipe “sayap terbang” menggunakan teknologi “siluman” (low observable technology).
Kemungkinan, pesawat pembom baru ini akan dibuat agar dapat mengelabui
radar dengan membentuk garis-garis rusuk, untuk membuyarkan pancaran
radar musuh.
Central Aerohydrodynamic Institute (TsAGI) saat ini
sedang melakukan penelitian properti aerodinamik “sayap terbang”. Hal
tersebut membuat Rusia mempunyai dasar untuk memproduksi pesawat siluman
pesaing Spirit B-2 milik Amerika.
PAK DA memiliki bobot 120 ton. Tidak kurang dari
seperempat berat tersebut merupakan barang angkut yang penting seperti
bahan bakar, awak kapal, dan persenjataan. Pesawat ini juga akan
dilengkapi dengan senjata hipersonik.
Prototipe pertama PAK DA direncanakan selesai pada
2017. Di tahun 2019, prototipe tersebut akan akan melakukan uji coba
penerbangan dan di tahun 2025 pesawat akan masuk ke dalam persenjataan
Angkatan Udara Rusia.
Masuknya pesawat baru tersebut ke dalam angkatan
udara Rusia akan memberhentikan penggunaan pesawat Tu-160 dan Tu-95,
yang sekarang ini merupakan pesawat andalan untuk penerbangan jarak jauh
Rusia. Setelah 2025, pesawat-pesawat pembom itu akan pensiun dan
digantikan oleh PAK DA.
Saat ini, Rusia memiliki 32 unit pesawat pembom
strategis Tu-95 MS dan 16 pesawat supersonik Tu-160 yang bermarkas di
kota Engels.
Perkembangan Terus Berlanjut
Dunia aviasi Rusia terus berkembang. Selain pembuatan PAK DA, uji coba pesawat tempur siluman generasi ke-5, Sukhoi
T-50 PAK FA (Prospective Airborne Complex of Frontline Aviation) masih
dilakukan. Saat ini terdapat enam unit prototipe pesawat PAK FA, dan dua
unit lagi akan bergabung dalam uji coba penerbangan pada 2015.
Pesawat
ini rencananya akan mulai diproduksi dalam jumlah kecil pada 2016.
Direktur Utama UAC Mikhail Pogosyan mengatakan pesawat ini akan masuk ke
dalam persenjataan Angkatan Udara Rusia setelah tahun 2050.
Sumber : RBTH
No comments:
Post a Comment