Monday, 31 March 2014

Lumba-lumba Militer Krimea Lengkapi Angkatan Laut Rusia

Sebelumnya, lumba-lumba tempur berhidung botol dan anjing laut berbulu dilatih oleh program Soviet untuk kepentingan Angkatan Laut Ukraina. 

Militer Ukraina memulai kembali latihan itu jauh setelah runtuhnya Uni Soviet yakni pada 2012. 

Setelah Krimea masuk ke Federasi Rusia, akuarium dan lumba-lumba menjadi bagian dari Rusia.

“Para insinyur sedang mengembangkan teknologi akuarium mutakhir untuk program baru dalam menggunakan lumba-lumba di bawah air secara lebih efisien,” ujar sumber yang menolak disebut namanya. 

Ia menjelaskan bahwa lumba-lumba dan anjing laut akan digunakan untuk mencari benda-benda dan peralatan militer yang tenggelam serta mendeteksi pasukan katak.

Menurut sebuah sumber, peralatan tempur untuk mamalia tersebut sudah sangat ketinggalan zaman.

“Ahli kami mengembangkan perangkat baru yang mengubah sonar pendeteksi target bawah air lumba-lumba menjadi sinyal monitor operator. Tapi Angkatan Laut Ukraina tidak memiliki dana untuk pengembangan semacam ini sehingga beberapa proyek harus ditutup,” kata pengurus akuarium.

Ia berharap Angkatan Laut Rusia memiliki sarana untuk melanjutkan pelatihan khusus bagi lumba-lumba dan anjing laut tempur.

“Untuk menciptakan lumba-lumba pembunuh atau kamikaze tidak lebih sulit dari melatih seekor anjing dan hasilnya akan hampir sama. Akhirnya militer harus meninggalkan penggunaan lumba-lumba tempur sama seperti mereka telah meninggalkan anjing tempur, unta tempur, gajah tempur dan bahkan kuda kavaleri,” kata komentator RIA Novosti, Sergei Petukhov.

Menurut Petukhov, masalah utama dalam melatih lumba-lumba adalah mengajari mamalia tersebut bagaimana membedakan pihak “kita” dari “mereka”.

“Sangat mungkin mengajari lumba-lumba membedakan kawan dari orang asing jika Anda menandai orang asing dengan label apapun: visual, kimia, akustik, hidro- akustik. Tapi bendera perang pihak asing jelas tidak akan cukup menjadi penanda. Kita harus menandai kawan-kawan kita,” kata Petukhov.

Petukhov menjelaskan, masalah ini baru terpecahkan sebagian. “Mengajari lumba-lumba untuk mengambil benda yang ditandai dengan moncong mereka tentu dapat dilakukan dengan mudah. 

Tapi mengajari mamalia untuk tidak menyentuh benda-benda yang ditandai, melainkan mengejar semua benda lain tanpa mempedulikan bentuk, ukuran, bau, getaran dan sejenisnya, akan jauh lebih rumit. Kemungkinan kesalahan bisa mencapai tingkat berbahaya,” terang Petukhov.

Sumber : RBTH 

No comments:

Post a Comment