Pemerintah Rusia menyerahkan pengerjaan proyek tersebut pada Mil
Moscow Helicopter Plant, pabrik helikopter yang pernah membuat
helikopter laris Mi-8 dan Mi-17. RACHEL, proyek helikopter canggih
terbaru mereka, kelak akan menjadi pembuktian Rusia sebagai negara
terdepan dalam pembuatan helikopter canggih di dunia.
Mil Moscow Helicopter Plant yang merupakan bagian
dari Russian Helicopters akan mengembangkan desain konseptual dan teknis
RACHEL hingga akhir November 2015. Mil Moscow juga akan melaksanakan
uji coba prototipe sebagai acuan percobaan kendaraan baru tersebut. Hal
ini disampaikan oleh perwakilan Russian Helicopters, Roman Kirilov.
Dalam jumpa pers, Russian Helicopters menyatakan niat
mengikuti tender Kementerian Industri dan Perdagangan Rusia untuk
kontrak baru penelitian ilmiah dalam pengembangan dan pembuatan
helikopter canggih berkecepatan tinggi.
Tahun lalu, Russian Helicopters
memenangkan tender penelitian ilmiah tersebut. Sebagian besar dana yang didapat digunakan untuk pengembangan awal proyek helikopter canggih itu.
Awalnya, program tersebut menawarkan dua pengembangan
helikopter secara paralel, yaitu Mi-X1 kepada Biro Konstruksi Mil
Moscow dan Ka-92 kepada Biro Konstruksi Kamov. Namun kemudian, kedua
program diberikan pada Biro Konstruksi Mil Moscow untuk mengoptimalkan
efisiensi, baik secara teknis maupun ekonomi.
Hasil kerja Kamov akan
dilanjutkan dalam lingkup penelitian ilmiah lebih lanjut untuk
perspektif jangka panjang, misalnya dalam Russian Helicopters.
RACHEL (Rusian Advanced Commercial Helicopter)
merupakan proyek helikopter canggih kelas menengah. Proyek RACHEL
ditampilkan pertama kali pada International Farnborough Air Show 2012 di
Inggris. RACHEL diprediksi akan menjadi helikopter terlaris Rusia,
seperti helikopter kelas menengah Mi-8 dan Mi-17.
Uji coba tersertifikasi RACHEL harus dilaksanakan
pada 2018-2020. Salah satu prioritas utama proyek RACHEL adalah
minimalisasi biaya operasional langsung. Selain itu, helikopter ini akan
dipatok dengan harga yang terjangkau bagi pembeli.
Proyek helikopter canggih berkecepatan tinggi mengacu
pada program pemerintah Rusia untuk mengembangkan kendaraan aviasi
sipil Rusia. Berdasarkan program tersebut, RACHEL harus dapat menempuh
jarak hingga 1.500 kilometer dan dapat digunakan untuk transportasi VIP.
Helikopter dengan berat 10-12 ton ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pasar aviasi. Untuk penggunaan pengangkutan penumpang,
helikopter RACHEL memiliki kapasitas 21-24 orang. Selain itu, produsen
juga mengembangkan helikopter versi khusus untuk SAR (Search and Rescue), patroli dan keperluan medis.
Pada tahap pertama program, kecepatan jelajah
kendaraan mencapai 300-350 kilometer/jam. Pada tahap kedua kecepatan
naik menjadi sekitar 450 kilometer/jam.
Helikopter Rusia Terdepan dalam Pasar Dunia
Direktur Pusat Analisa Perdagangan Senjata Dunia
(CAWAT), Igor Korotchenko menyatakan, Rusia berada dalam posisi terdepan
di dunia untuk segmen helikopter.
“Kami berada di posisi terdepan dalam
arena internasional untuk segmen helikopter angkut militer, helikopter
kelas berat, helikopter tempur dan helikopter berbasis kapal induk yakni
Ka-27M dan Ka-52K buatan Kamov,” kata Korotchenko. Namun, helikopter
mewah untuk transportasi tamu VIP masih didominasi oleh pesaing dari
Barat.
Korotchenko menambahkan, model Mi-8 dan Mi-17 adalah
kendaraan yang paling laris di dunia dalam pangsa helikopter kelas
menengah.
“Tetapi itu semua peninggalan Soviet. Sekarang Rusia
perlu fokus pada pengembangan murni sendiri, berdasarkan model yang
sudah ada dan pengalaman yang dimiliki,” ujar sang ahli, Igor
Korotchenko.
Menurut Korotchenko, saat ini pembuatan helikopter
berkecepatan tinggi merupakan tren utama pembuatan helikopter di dunia.
“Proyek seperti ini tentu diikuti oleh korporasi pembuat helikopter
terdepan di dunia, seperti Airbus Helikopter dan Sikorsky Aircraft.
Tentu saja kami tidak akan berdiam diri,” kata Korotchenko.
Korotchenko menilai, pasar dunia saat ini masih berpatokan pada
helikopter berkecepatan sedang dan Rusia memiliki posisi yang gemilang
dalam kelas tersebut. Menurutnya, Mi-17 masih tetap menjadi idola di
pasar dunia, setidaknya untuk 30-40 tahun ke depan.
“Barat tidak
memiliki kelas helikopter seperti Mi-17 yang memiliki konstruksi
sederhana namun sangat bisa diandalkan. Pangsa seperti itu tentu akan
terus berkembang dan semakin modern, tetapi kami tidak akan menyerahkan
pangsa pasar ini begitu saja,” kata Kiritchenko.
Sumber : RBTH
No comments:
Post a Comment