Manama - Komando Sentral Angkatan Laut AS menegaskan bahwa operasi
Angkatan Laut AS di Teluk Arab akan berjalan dengan baik hingga
pertengahan abad ini, ujar komandan Armada ke-5 Angkatan Laut AS.
Pernyataan tersebut mengacu pada perluasan basis militer AS di Bahrain senilai US$ 580 juta yang mencakup modifikasi untuk mengakomodasi kapal-kapal tempur pesisir (LCS) terbaru milik Angkatan Laut AS. Kapal-kapal itu akan beroperasi di Teluk Arab pada tahun 2018.
Komandan Armada ke-5 AL AS, Laksamana Madya John Miller mengatakan bahwa investasi itu menunjukkan “keberadaan abadi” Amerika di wilayah Teluk.
“Beberapa modifikasi yang kita lakukan sekarang akan membantu kita untuk menyiapkan pangkalan untuk kedatangan kapal-kapal tempur pesisir, yang akan dimulai tepat sekitar 2018,” kata Miller di Pameran Pertahanan Maritim Internatsional Doha (DIMDEX), seperti dilansir dari Defence News, pada Senin, (31/03).
“Mereka adalah kapal-kapal yang akan bertugas bagi Angkatan Laut AS dan wilayah ini, sampai pertengahan abad ini.
Kami tidak akan berencana untuk membangun infrastruktur ini jika kami tidak berencana untuk tinggal lebih lama di sini, dan yang kedua adalah bahwa kita berencana untuk tinggal bukan hanya sebagai Angkatan Laut AS tetapi dalam cakupan koalisi,” tambahnya.
Menurut Defence News, kapal tempur pesisir (LCS) adalah yang armada yang cepat, tangkas, dan mengusung platform yang terfokus pada misi yang dirancang untuk beroperasi di kawasan pantai. Meskipu, LCS juga mampu beroperasi di wilayah perairan laut yang terbuka, menurut Angkatan Laut Amerika Serikat .
LCS dirancang untuk mengalahkan ancaman asimetris anti-akses perairan, seperti ranjau, kapal selam diesel yang tenang dan kapal cepat permukaan. LCS terdiri dari dua varian, ‘Freedom’ dan ‘Independence’. Varian Freedom dikerjakan oleh Lockheed Martin.
Sementara, varian ‘Independence’ dikerjakan oleh General Dynamics, Bath Iron Works dan Austal USA.
“Kehadiran AS di wilayah tersebut menyediakan keahlian, kekuatan dan kepemimpinan,” tambah Miller yang menggantikan Laksamana Mark Fox sebagai komandan pada Mei 2012.
“Saya melihat peran ini semakin berkembang dari waktu ke waktu dan akan terus tumbuh.
Kami menyediakan sejumlah keahlian teknis, kami juga membawa sejumlah senjata untuk pasukan keamanan maritim sebagai semacam tulang punggung, tetapi hal yang paling penting kita berikan adalah kepemimpinan,” katanya.
Sumber : Kiblat
Pernyataan tersebut mengacu pada perluasan basis militer AS di Bahrain senilai US$ 580 juta yang mencakup modifikasi untuk mengakomodasi kapal-kapal tempur pesisir (LCS) terbaru milik Angkatan Laut AS. Kapal-kapal itu akan beroperasi di Teluk Arab pada tahun 2018.
Komandan Armada ke-5 AL AS, Laksamana Madya John Miller mengatakan bahwa investasi itu menunjukkan “keberadaan abadi” Amerika di wilayah Teluk.
“Beberapa modifikasi yang kita lakukan sekarang akan membantu kita untuk menyiapkan pangkalan untuk kedatangan kapal-kapal tempur pesisir, yang akan dimulai tepat sekitar 2018,” kata Miller di Pameran Pertahanan Maritim Internatsional Doha (DIMDEX), seperti dilansir dari Defence News, pada Senin, (31/03).
“Mereka adalah kapal-kapal yang akan bertugas bagi Angkatan Laut AS dan wilayah ini, sampai pertengahan abad ini.
Kami tidak akan berencana untuk membangun infrastruktur ini jika kami tidak berencana untuk tinggal lebih lama di sini, dan yang kedua adalah bahwa kita berencana untuk tinggal bukan hanya sebagai Angkatan Laut AS tetapi dalam cakupan koalisi,” tambahnya.
Menurut Defence News, kapal tempur pesisir (LCS) adalah yang armada yang cepat, tangkas, dan mengusung platform yang terfokus pada misi yang dirancang untuk beroperasi di kawasan pantai. Meskipu, LCS juga mampu beroperasi di wilayah perairan laut yang terbuka, menurut Angkatan Laut Amerika Serikat .
LCS dirancang untuk mengalahkan ancaman asimetris anti-akses perairan, seperti ranjau, kapal selam diesel yang tenang dan kapal cepat permukaan. LCS terdiri dari dua varian, ‘Freedom’ dan ‘Independence’. Varian Freedom dikerjakan oleh Lockheed Martin.
Sementara, varian ‘Independence’ dikerjakan oleh General Dynamics, Bath Iron Works dan Austal USA.
“Kehadiran AS di wilayah tersebut menyediakan keahlian, kekuatan dan kepemimpinan,” tambah Miller yang menggantikan Laksamana Mark Fox sebagai komandan pada Mei 2012.
“Saya melihat peran ini semakin berkembang dari waktu ke waktu dan akan terus tumbuh.
Kami menyediakan sejumlah keahlian teknis, kami juga membawa sejumlah senjata untuk pasukan keamanan maritim sebagai semacam tulang punggung, tetapi hal yang paling penting kita berikan adalah kepemimpinan,” katanya.
Sumber : Kiblat
No comments:
Post a Comment