Korea Utara (Korut) menyuarakan kebenciannya terhadap Perdana Menteri
(PM) Jepang Shinzo Abe. Korut menyebut sosok Abe sebagai Hitler Asia,
yang bermaksud untuk meningkatkan kekuatan militer demi alasan menjamin
stabilitas regional.
Serangan terhadap pribadi Abe tersebut dilakukan oleh Kantor Berita Korut, KCNA. Sebelumnya media milik Pemerintah Korut Rodong Sinmun, Januari 2014 lalu menggambarkan Abe sebagai "maniak militaris" yang mencoba menerapkan Konstitusi Pasifis Jepang.
PM Abe pada Januari lalu menyebutkan bahwa konstitusi Pasifis pasca Perang Dunia II -yang membatasi kemampuan militer Jepang- bisa diamandemen pada 2020. Sikap Abe tersebut langsung mengundang tanggapan.
"Apakah ini artinya kemunculan Hitler Asia. PM Jepang memicu kekhawatiran atas ancaman nuklir dan rudal Korea Utara, demi menjustifikasi ekspansi militer mereka," tulis editorial KCNA, seperti dikutip Telegraph, Selasa (4/2/2014).
"Kelompok ultra sayap kanan yang dipimpin Abe, terus mencoba mengubah fokus kritikan internasional dari Jepang ke pihak lain," lanjut editorial tersebut.
KCNA menambahkan, tidak ada bedanya fasis maniak seperti Hitler, -yang memicu terjadi perang melawan komunis- dengan Abe yang gegabah menggunakan konfrontasi dengan Korut, demi menjustifikasi ambisi seorang militaris Jepang yang baru.
Korut berulangkali mendesak Jepang yang dianggap gagal untuk menebus pendudukan di Semenanjung Korea sepanjang 1910 hingga 1945. Selain itu, Korut juga mencerca Jepang yang sering mengklaim wilayah Korea.
KCNA pun meminta Abe untuk bangun dari "demam militer" yang dialami saat ini. Mereka juga menyoroti kunjungan PM Abe ke Kuil Yasukini, yang menjadi tempat peristirahatan terakhir dari korban perang Jepang, termasuk juga perwira tinggi yang dieksekusi mati setelah Perang Dunia II.
"Sikapnya telah membuat wilayah (Asia) terganggu, sama seperti yang dilakukan oleh Hitler, yang berupaya keras untuk memicu perang setelah Jerman terlibat Perang Dunia I," tegas KCNA.
Sumber : Okezone
Serangan terhadap pribadi Abe tersebut dilakukan oleh Kantor Berita Korut, KCNA. Sebelumnya media milik Pemerintah Korut Rodong Sinmun, Januari 2014 lalu menggambarkan Abe sebagai "maniak militaris" yang mencoba menerapkan Konstitusi Pasifis Jepang.
PM Abe pada Januari lalu menyebutkan bahwa konstitusi Pasifis pasca Perang Dunia II -yang membatasi kemampuan militer Jepang- bisa diamandemen pada 2020. Sikap Abe tersebut langsung mengundang tanggapan.
"Apakah ini artinya kemunculan Hitler Asia. PM Jepang memicu kekhawatiran atas ancaman nuklir dan rudal Korea Utara, demi menjustifikasi ekspansi militer mereka," tulis editorial KCNA, seperti dikutip Telegraph, Selasa (4/2/2014).
"Kelompok ultra sayap kanan yang dipimpin Abe, terus mencoba mengubah fokus kritikan internasional dari Jepang ke pihak lain," lanjut editorial tersebut.
KCNA menambahkan, tidak ada bedanya fasis maniak seperti Hitler, -yang memicu terjadi perang melawan komunis- dengan Abe yang gegabah menggunakan konfrontasi dengan Korut, demi menjustifikasi ambisi seorang militaris Jepang yang baru.
Korut berulangkali mendesak Jepang yang dianggap gagal untuk menebus pendudukan di Semenanjung Korea sepanjang 1910 hingga 1945. Selain itu, Korut juga mencerca Jepang yang sering mengklaim wilayah Korea.
KCNA pun meminta Abe untuk bangun dari "demam militer" yang dialami saat ini. Mereka juga menyoroti kunjungan PM Abe ke Kuil Yasukini, yang menjadi tempat peristirahatan terakhir dari korban perang Jepang, termasuk juga perwira tinggi yang dieksekusi mati setelah Perang Dunia II.
"Sikapnya telah membuat wilayah (Asia) terganggu, sama seperti yang dilakukan oleh Hitler, yang berupaya keras untuk memicu perang setelah Jerman terlibat Perang Dunia I," tegas KCNA.
Sumber : Okezone
No comments:
Post a Comment