Otoritas Angkatan Laut (AL) Australia berjanji akan memperketat
pengawasan penggunaan media sosial dikalangan personilnya.
Kebijakan ini dikeluarkan menyusul komentar tidak pantas yang ditulis salah seorang anggota AL Australia mengenai pencari suaka di akun Facebook.
Pihak pertahanan Australia memastikan akan menyelidiki komentar tidak pantas dari seorang prajurit AL Australia yang menanggapi status di akun Facebook milik temannya mengenai kapal pencari suaka yang tenggelam.
"Semakin banyak saja kapal pencari suaka yang tenggelam ketika hendak menuju ke Australia dan berusaha mendapat pemukiman gratis dari pemerintah” demikian status yang ditulis oleh salah seorang kawan prajurit AL Australia itu.
Anggota AL ini kemudian berkomentar : "I'm about to head out today to deal with these f------s."atau “ Saya sekarang akan bertugas keluar untuk menangani pencari suaka sialan ini,”
Menurut Harian Sydney Morning Herald, sejak komentarnya dikecam publik anggota AL itu telah mengganti status pekerjaannya di sosial media.
Komandan di Kapal Perang Darwin, Terence Morrison yang membawahi 220 personil ke gurun sebagai bagian dari operasi Slipper.
Dia mengatakan seluruh personilnya telah diperintahkan untuk mematuhi pedoman penggunaan media sosial bagi kalangan anggota AL.
"Berkomunikasi dengan keluarga memang sanggat penting dan kita memiliki pedoman yang ketat bagi personil kami yang harus dijalankan oleh seluruh kru,”katanya.
"Saya akan memberikan pengarahan tegas kepada anak buah saya mengenai rencana untuk memastikan agar mereka memahami dan mematuhi pedoman tersebut,” tegasnya.
Pekan ini AL Australia diterpa kabar tak sedap setelah dikecam karena melanggar batas perairan Indonesia beberapa kali dan memaksa Menteri Luar Negeri, Julie Bishop untuk menyampaikan permintaan maaf resmi kepada pemerintah Indonesia.
Permohonan maaf itu disampaikan setelah Indonesia menyatakan akan menyelidiki laporan yang menyebutkan Australia mulai menghalau kembali kapal pencari suaka ke perairan Indonesia. Sebuah kebijakan yang sejak awal ditentang Indonesia.
Sumber : Tribun
Kebijakan ini dikeluarkan menyusul komentar tidak pantas yang ditulis salah seorang anggota AL Australia mengenai pencari suaka di akun Facebook.
Pihak pertahanan Australia memastikan akan menyelidiki komentar tidak pantas dari seorang prajurit AL Australia yang menanggapi status di akun Facebook milik temannya mengenai kapal pencari suaka yang tenggelam.
"Semakin banyak saja kapal pencari suaka yang tenggelam ketika hendak menuju ke Australia dan berusaha mendapat pemukiman gratis dari pemerintah” demikian status yang ditulis oleh salah seorang kawan prajurit AL Australia itu.
Anggota AL ini kemudian berkomentar : "I'm about to head out today to deal with these f------s."atau “ Saya sekarang akan bertugas keluar untuk menangani pencari suaka sialan ini,”
Menurut Harian Sydney Morning Herald, sejak komentarnya dikecam publik anggota AL itu telah mengganti status pekerjaannya di sosial media.
Komandan di Kapal Perang Darwin, Terence Morrison yang membawahi 220 personil ke gurun sebagai bagian dari operasi Slipper.
Dia mengatakan seluruh personilnya telah diperintahkan untuk mematuhi pedoman penggunaan media sosial bagi kalangan anggota AL.
"Berkomunikasi dengan keluarga memang sanggat penting dan kita memiliki pedoman yang ketat bagi personil kami yang harus dijalankan oleh seluruh kru,”katanya.
"Saya akan memberikan pengarahan tegas kepada anak buah saya mengenai rencana untuk memastikan agar mereka memahami dan mematuhi pedoman tersebut,” tegasnya.
Pekan ini AL Australia diterpa kabar tak sedap setelah dikecam karena melanggar batas perairan Indonesia beberapa kali dan memaksa Menteri Luar Negeri, Julie Bishop untuk menyampaikan permintaan maaf resmi kepada pemerintah Indonesia.
Permohonan maaf itu disampaikan setelah Indonesia menyatakan akan menyelidiki laporan yang menyebutkan Australia mulai menghalau kembali kapal pencari suaka ke perairan Indonesia. Sebuah kebijakan yang sejak awal ditentang Indonesia.
Sumber : Tribun
No comments:
Post a Comment