Monday, 23 December 2013

Rusia Kebut Pengembangan Rudal Berbasis Rel

Rusia akan memanfaatkan jaringan rel kereta api agar bisa digunakan untuk memindahkan rudal nuklir sebagai respon atas program Prompt Global Strike atau PSG yang dikembangkan AS. 

Komandan pasukan rudal strategis Rusia Jenderal Segei Karakaev mengklaim jaringan rel itu bakalan bisa mengungguli program serangan global AS.

 “Presiden telah menerima desain awal sistem jaringan itu,” kata Karakaev. Dia menambahkan prototipe dari rudal itu akan tuntas dibangun tahun 2020 mendatang dan pengembangannya akan diserahkan pada Institut Teknologi Thermal Moskow yang sukses mengembangkan sistem rudal balistik berbasis kapal selam Bulava serta Topol dan Yars. 

Nantinya rudal balistik antar benua itu akan berbobot setengah dari rudal serupa yang digunakan pada era Uni Soviet. Bobot yang ringan memungkinkan rudal-rudal itu dimuat ke kereta dan dipindahkan dalam waktu singkat. 

Tak seperti rudal nuklir berbasis silo, rudal bergerak berbasis rel memiliki keunggulan karena gampang disamarkan di tengah lalu lintas kereta api komersial. 

Rusia memiliki setidaknya 12 rudal jarak jauh SS-24 Scalpel berbasis rel pada tahun 1991. Sistem itu dihapus dari angkatan bersenjata tahun 2002 dan pangkalan terakhir dibongkar tahun 2007 di bawah perjanjian pengurangan senjata START II dengan AS. 

 PSG adalah program yang memungkinkan AS melakukan serangan dengan senjata konvensional di seluruh dunia dalam rentang waktu satu jam. Konsep itu dianggap memberikan keuntungan lebih berkat kemampuan teknis dan persenjataan yang lebih baik. 

Program itu akan meningkatkan pilihan yang tersedia untuk menanggapi ancaman prioritas tinggi di seluruh dunia. Rudal balistik antar benua dan pesawat tak berawak juga telah dianggap sebagai bagian dari program itu. Program itu diabaikan di bawah pemerintahan Presiden George W. Bush atas kekhawatiran memicu perang nuklir. 

Sumber : Terapos

No comments:

Post a Comment