Rusia mengerahkan rudal balistik dan kapal selam penyerang dalam jumlah,
jangkauan dan "agresi" yang tidak terlihat dalam dua dekade. Rusia
bahkan mengerahkan kapal selam baru yang sulit dilacak untuk menakuti
Amerika Serikat (AS).
Hal itu disampaikan seorang komandan Angkatan Laut AS, Laksamana Mark Ferguson kepada CNN. Penumpukan kekuatan itu, kata dia, mencerminkan pandangan dunia yang mengkhawatirkan.
”NATO dipandang sebagai ancaman eksistensial bagi Rusia, dan di periode paca-Perang Dingin, ekspansi NATO ke arah timur lebih dekat dengan Rusia dan kemampuan militer kami dilihat sebagai ancaman yang sangat mendalam bagi Rusia,” ujar Ferguson.
Menurutnya, untuk menambah ketakutan AS, Rusia mengerahkan kapal selam baru yang sulit bagi pasukan Angkatan Laut AS untuk melacaknya. Investasi untuk kapal selam baru itu mencapai miliaran dolar.
”Kapal selam yang kami lihat jauh lebih tersembunyi,” kata Ferguson. ”Kami melihat (Rusia) memiliki sistem persenjataan yang lebih canggih, sistem rudal yang dapat menyerang daratan pada rentang panjang, dan kami juga melihat kemampuan operasi mereka semakin membaik.”
AS saat ini memiliki 53 kapal selam, tetapi karena keputusan penghentian dan pemangkasan anggaran, Ferguson mengatakan bahwa jumlahnya akan turun menjadi 41 unit.
”Kami tidak bisa menjaga kesadaran 100 persen dari kegiatan kapal selam Rusia hari ini,” imbuh pensiun Admiral James Stavridis, mantan panglima tertinggi NATO kepada CNN, yang dilansir semalam (15/4/2016).
“Serangan kapal selam kami lebih baik, tetapi tidak banyak. Kapal selam Rusia menimbulkan ancaman eksistensial bagi AS,” ujarnya.
Sementara itu, AS juga menyoroti sepak terjang Rusia yang meng-upgrade sekitar 12 pangkalan angkatan laut di Lingkaran Arktik. Baru-baru ini, Rusia juga menempatkan enam kapal selam di Laut Hitam yang mempermudah jangkauan Rusia di Mediterania.
Yang lebih mengkhawatirkan AS, Moskow juga menambahkan kemampuan kapal selam Rusia yang sama sekali baru terkait dengan persenjataan.
”Mereka telah meningkatkan tingkat kesiapan pasukan itu,” kata Ferguson.
”Mereka beroperasi dengan lebih, menyebar ke daerah dan apa yang kami lihat adalah peningkatan kesiapan kekuatan itu juga.”
Sumber : Sindo
Hal itu disampaikan seorang komandan Angkatan Laut AS, Laksamana Mark Ferguson kepada CNN. Penumpukan kekuatan itu, kata dia, mencerminkan pandangan dunia yang mengkhawatirkan.
”NATO dipandang sebagai ancaman eksistensial bagi Rusia, dan di periode paca-Perang Dingin, ekspansi NATO ke arah timur lebih dekat dengan Rusia dan kemampuan militer kami dilihat sebagai ancaman yang sangat mendalam bagi Rusia,” ujar Ferguson.
Menurutnya, untuk menambah ketakutan AS, Rusia mengerahkan kapal selam baru yang sulit bagi pasukan Angkatan Laut AS untuk melacaknya. Investasi untuk kapal selam baru itu mencapai miliaran dolar.
”Kapal selam yang kami lihat jauh lebih tersembunyi,” kata Ferguson. ”Kami melihat (Rusia) memiliki sistem persenjataan yang lebih canggih, sistem rudal yang dapat menyerang daratan pada rentang panjang, dan kami juga melihat kemampuan operasi mereka semakin membaik.”
AS saat ini memiliki 53 kapal selam, tetapi karena keputusan penghentian dan pemangkasan anggaran, Ferguson mengatakan bahwa jumlahnya akan turun menjadi 41 unit.
”Kami tidak bisa menjaga kesadaran 100 persen dari kegiatan kapal selam Rusia hari ini,” imbuh pensiun Admiral James Stavridis, mantan panglima tertinggi NATO kepada CNN, yang dilansir semalam (15/4/2016).
“Serangan kapal selam kami lebih baik, tetapi tidak banyak. Kapal selam Rusia menimbulkan ancaman eksistensial bagi AS,” ujarnya.
Sementara itu, AS juga menyoroti sepak terjang Rusia yang meng-upgrade sekitar 12 pangkalan angkatan laut di Lingkaran Arktik. Baru-baru ini, Rusia juga menempatkan enam kapal selam di Laut Hitam yang mempermudah jangkauan Rusia di Mediterania.
Yang lebih mengkhawatirkan AS, Moskow juga menambahkan kemampuan kapal selam Rusia yang sama sekali baru terkait dengan persenjataan.
”Mereka telah meningkatkan tingkat kesiapan pasukan itu,” kata Ferguson.
”Mereka beroperasi dengan lebih, menyebar ke daerah dan apa yang kami lihat adalah peningkatan kesiapan kekuatan itu juga.”
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment