Saturday, 4 July 2015

Pesawat Tempur Termahal AS Dipecundangi F-16

Pesawat tempur termahal yang dibuat Amerika Serikat (AS) yakni F-35 dilaporkan memiliki beberapa kekurangan fatal. 

Tidak hanya itu, pesawat berjuluk Lightning II itu juga kalah dalam sebuah uji coba pertempuran udara melawan pesawat tempur dari dekade lalu yaitu F-16.
 
Laporan yang mendokumentasikan uji coba ini telah dilansir oleh laman keamanan nasional War Is Boring yang menyebut F-35 hanya akan menjadi sasaran empuk dalam dogfight (pertempuran udara) dengan pesawat tempur lainnya. 

Pesawat itu dinilai memiliki kekurangan yang sangat terlihat dari jika dihadapkan dengan F-16 pesawat generasi terdahulu yang diperkirakan akan digantikan.

“F-35 memiliki kekurangan dalam hal energi yang sangat terlihat. Tidak ada alasan untuk bertarung di bagian ini,” kata pilot penguji yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana dilansir ABC News, Kamis (2/7/2015).

Dalam uji coba yang dilakukan pada Januari, pilot penguji melaporkan bahwa pesawat seharga USD138 juta (Rp1,8 triliun) tersebut bukanlah tandingan bagi F-16 dalam pertarungan jarak dekat, dan manuver membuatnya sulit untuk membidik atau menghindari F-16 dalam pertempuran.

Pihak pengembang F-35 segera memberikan pembelaan mengenai hasil uji coba tersebut. Juru Bicara Kantor F-35, Joe DellaVedova, mengungkapkan bahwa F-35 yang digunakan dalam uji coba itu tidak dilengkapi dengan beberapa komponen yang nantinya akan disertakan dalam F-35 yang diproduksi.

Komponen yang belum disertakan itu, antara lain, stealth coating yang membuat F-35 tidak tampak di radar, serta perangkat lunak yang membuat pilot dapat membidik dan menembak lawan tanpa harus menghadap ke arah musuh.

Meski begitu, Joe juga mengakui F-35 bukanlah pesawat yang didesain untuk melakukan pertempuran udara dari jarak dekat.

“Teknologi yang dimiliki F-35 didesain untuk menyerang dan menghancurkan musuh dari jarak jauh, bukan untuk situasi yang membutuhkan dogfight,” kata Joe.

F-35 adalah sekaligus program persenjataan termahal dalam sejarah dengan biaya pengembangan mencapai USD339 triliun (Rp4.523 triliun). Biaya pengoperasian pesawat ini diperkirakan akan menghabiskan dana senilai USD1 triliun (Rp13 triliun) untuk 50 tahun ke depan.

Sumber : Okezone

No comments:

Post a Comment