Militer Korea Utara
(Korut) mengancam akan melancarkan serangan mendadak melawan Angkatan
Laut (AL) Korea Selatan (Korsel). Serangan ini menyusul dugaan Korut
bahwa Korsel melanggar batas laut di semenanjung pantai barat Korea.
Lokasi tersebut merupakan tempat terjadinya bentrokan AL kedua negara di
masa lalu.
"Mulai sekarang, kami akan melancarkan serangan mendadak melawan kapal-kapal boneka AL yang melanggar aturan perbatasan laut militer kami di perairan hangat pantai barat," kata komandan militer Korut, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (8/5/2015).
Komandan militer Korut yang mengawasi pasukannya di wilayah barat daya menyatakan pasukan AL Korsel melintasi batas perairan mereka setiap hari selama sepekan terakhir. Dia menyebut hal itu sebagai agresi militer.
Ia menganggap Korsel masuk ke perairan mereka dengan berkedok patroli perahu nelayan asing. Sebagaimana diketahui, Korsel mengadakan patroli reguler di area tersebut untuk memberantas pencurian ikan yang dilakukan perahu nelayan China.
Korut mengumumkan peringatan itu saat musim penangkapan kepiting tahunan yang berlangsung hingga Juni di perairan semenanjung pantai barat Korea. Pasukan AL kedua negara bentrok di waktu yang sama pada 1999 dan 2002. Bentrokan ini menimbulkan korban dari kedua pihak.
Pada Maret 2010, kapal AL Korsel dihantam torpedo dan karam di pantai barat. Sebanyak 46 pelaut terbunuh akibat serangan itu. Korsel menuduh Korut dalang di balik peristiwa tersebut. Namun, Korut membantah terlibat.
Seorang pegawai dari Korsel mengatakan, ancaman dari Korut tidak masuk akal dan kapal AL Korsel tidak pernah melintasi batas laut itu sejak perang berakhir. Selama ini, Korut sering mengancam Korsel dan Amerika Serikat melalui kantor berita mereka.
Sumber : Okezone
"Mulai sekarang, kami akan melancarkan serangan mendadak melawan kapal-kapal boneka AL yang melanggar aturan perbatasan laut militer kami di perairan hangat pantai barat," kata komandan militer Korut, seperti dilaporkan Reuters, Jumat (8/5/2015).
Komandan militer Korut yang mengawasi pasukannya di wilayah barat daya menyatakan pasukan AL Korsel melintasi batas perairan mereka setiap hari selama sepekan terakhir. Dia menyebut hal itu sebagai agresi militer.
Ia menganggap Korsel masuk ke perairan mereka dengan berkedok patroli perahu nelayan asing. Sebagaimana diketahui, Korsel mengadakan patroli reguler di area tersebut untuk memberantas pencurian ikan yang dilakukan perahu nelayan China.
Korut mengumumkan peringatan itu saat musim penangkapan kepiting tahunan yang berlangsung hingga Juni di perairan semenanjung pantai barat Korea. Pasukan AL kedua negara bentrok di waktu yang sama pada 1999 dan 2002. Bentrokan ini menimbulkan korban dari kedua pihak.
Pada Maret 2010, kapal AL Korsel dihantam torpedo dan karam di pantai barat. Sebanyak 46 pelaut terbunuh akibat serangan itu. Korsel menuduh Korut dalang di balik peristiwa tersebut. Namun, Korut membantah terlibat.
Seorang pegawai dari Korsel mengatakan, ancaman dari Korut tidak masuk akal dan kapal AL Korsel tidak pernah melintasi batas laut itu sejak perang berakhir. Selama ini, Korut sering mengancam Korsel dan Amerika Serikat melalui kantor berita mereka.
Sumber : Okezone
No comments:
Post a Comment