Militan ISIS di Irak telah meninggalkan pangkalan militer di Mosul,
setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana menggelar operasi
besar-besaran, untuk merebut kota ketiga terbesar di Irak itu.
ISIS merebut Mosul pada Juni 2014 yang segera disusul dengan dideklarasikannya kekhalifan di Irak dan Suriah oleh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, serta dipropagandakan melalui rekaman video di internet.
Menurut laporan media setempat yang dikutip Daily Mail, Senin, 23 Februari 2015, ratusan militan telah lari dan meninggalkan pangkalan mereka di Mosul, seiring meningkatnya serangan udara.
Pengumuman AS untuk menggelar operasi yang melibatkan 25.000 pasukan Irak pada April dan Mei mendatang, disebut telah membuat semua militan kelompok radikal itu pergi meninggalkan pangkalan.
Berita bahwa ISIS meninggalkan pangkalan militer mereka, pertama kali dilaporkan laman Al-Arabiya, hanya beberapa hari setelah pengumuman rencana operasi untuk merebut Mosul.
Pengumuman itu tampaknya tidak lebih dari propaganda terhadap ISIS, karena faktanya pasukan Irak belum siap untuk menggelar operasi. Demikian disebut kepala komite keamanan dan pertahanan Irak Hakim al-Zamili.
Hakim mengatakan operasi apapun tidak akan membuahkan hasil, karena pasukan Irak belum dipersiapkan dengan layak, terutama dengan tidak dimilikinya persenjataan yang mereka butuhkan.
"AS mungkin memiliki kalkulasi dan estimasi mereka sendiri. Tapi sebagai orang Irak, kami memiliki opini sendiri. Kami bertempur dan bergerak di darat, jadi kami memiliki visi yang lebih baik dan April mungkin terlalu cepat," katanya.
Menurut seorang pejabat pertahanan AS, telah dikirimkan hampir 1.600 rudal Hellfire ke Irak pada 2014. Sementara 10.000 senapan M-16 akan tiba di Irak dalam beberapa pekan mendatang berikut puluhan ribu amunisi.
Sekitar 250 kendaraan lapis baja anti-ranjau juga akan dikirimkan, berikut sistem radio modern dan lebih banyak amunisi.
Sumber : Viva
ISIS merebut Mosul pada Juni 2014 yang segera disusul dengan dideklarasikannya kekhalifan di Irak dan Suriah oleh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, serta dipropagandakan melalui rekaman video di internet.
Menurut laporan media setempat yang dikutip Daily Mail, Senin, 23 Februari 2015, ratusan militan telah lari dan meninggalkan pangkalan mereka di Mosul, seiring meningkatnya serangan udara.
Pengumuman AS untuk menggelar operasi yang melibatkan 25.000 pasukan Irak pada April dan Mei mendatang, disebut telah membuat semua militan kelompok radikal itu pergi meninggalkan pangkalan.
Berita bahwa ISIS meninggalkan pangkalan militer mereka, pertama kali dilaporkan laman Al-Arabiya, hanya beberapa hari setelah pengumuman rencana operasi untuk merebut Mosul.
Pengumuman itu tampaknya tidak lebih dari propaganda terhadap ISIS, karena faktanya pasukan Irak belum siap untuk menggelar operasi. Demikian disebut kepala komite keamanan dan pertahanan Irak Hakim al-Zamili.
Hakim mengatakan operasi apapun tidak akan membuahkan hasil, karena pasukan Irak belum dipersiapkan dengan layak, terutama dengan tidak dimilikinya persenjataan yang mereka butuhkan.
"AS mungkin memiliki kalkulasi dan estimasi mereka sendiri. Tapi sebagai orang Irak, kami memiliki opini sendiri. Kami bertempur dan bergerak di darat, jadi kami memiliki visi yang lebih baik dan April mungkin terlalu cepat," katanya.
Menurut seorang pejabat pertahanan AS, telah dikirimkan hampir 1.600 rudal Hellfire ke Irak pada 2014. Sementara 10.000 senapan M-16 akan tiba di Irak dalam beberapa pekan mendatang berikut puluhan ribu amunisi.
Sekitar 250 kendaraan lapis baja anti-ranjau juga akan dikirimkan, berikut sistem radio modern dan lebih banyak amunisi.
Sumber : Viva
No comments:
Post a Comment