Namun meski jumlah tentara kontrak akan terus ditingkatkan, instansi militer Rusia belum berencana beralih ke sistem perekrutan kontrak sepenuhnya.
Dalam barisan tentara Rusia saat ini terdapat 295 ribu
tentara kontrak dan 273 ribu prajurit dan sersan wamil. Menurut Menteri
Pertahanan Rusia Sergey Shoygu, jumlah tentara kontrak di Rusia
meningkat 75 ribu dibanding tahun lalu.
Peningkatan jumlah tentara
kontrak tersebut disebabkan oleh masuknya berbagai senjata dan teknologi canggih ke dalam angkatan bersenjata Rusia. “Angka
tersebut pun didapat setelah kami meningkatkan kualitas seleksi.
Kini,
64 persen warga sipil yang menjadi anggota militer Rusia mememiliki
tingkat pendidikan profesional kelas menengah dan tinggi,” terang Shoygu.
Tingkatkan Kemampuan Tempur
Meski demikian, Pankov menegaskan angkatan bersenjata Rusia tidak akan menghentikan perekrutan tentara melalui program wamil.
“Pasukan
yang terdiri dari kombinasi anggota wamil dan tentara kontrak biasanya
memiliki kemampuan tempur yang luar biasa. Hal itu sudah ditunjukan oleh
pengalaman negara-negara lain,” kata Pankov. Namun, jumlah tentara wamil kelak memang akan dikurangi.
Sistem perekrutan tentara Rusia telah menjadi
perdebatan selama 25 tahun terakhir. Aleksander Khramchikhin, salah
seorang pakar militer ternama Rusia, menyebutkan bahwa negara-negara
yang menggunakan kekuatan militernya untuk bertempur di wilayah asing
biasanya memilih sistem tentara kontrak.
Sementara, negara yang hendak
melindungi kedaulatan dan kemerdekaan di atas tanahnya sendiri cenderung
menggunakan sistem rekrut wamil atau gabungan antara wamil dan kontrak.
“Jika kita lihat, negara-negara yang sampai saat
ini tidak menghentikan program wamilnya adalah negara-negara yang tidak
masuk ke dalam aliansi militer apapun, contohnya Swedia, Israel,
Finlandia, Swiss, Siprus, dan Austria,” kata Khramchikhin. Namun,
lanjut Kharamchikhin, ada dua negara anggota NATO yang tetap menjalankan
program wamil yakni Yunani dan Turki.
“Anda mungkin bisa menebak
mengapa hal itu terjadi dengan melihat kembali sejarah konflik yang
dialami kedua negara tersebut belum lama ini,” ujarnya.
Kharamchikhin juga menjelaskan, panggilan wamil tetap
dilaksanakan oleh semua negara yang tergabung dalam Collective Security
Treaty Organization, yakni Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Kirgiztan, Tajikistan, dan Rusia.
Sementara, keputusan untuk menerapkan sistem perekrutan
campuran dalam angkatan bersenjata Rusia telah lama ditetapkan di
kalangan para petinggi militer Rusia. Presiden Vladimir Putin,
Menteri Pertahanan Sergey Shoygu, Kepala Staff Umum Angkatan Bersenjata
Jenderal Valeriy Gerasimov, serta pemimpin instansi militer lainnya pun
telah berulang kali menyebutkan hal itu.
Bahkan, angka konkret terkait
perekrutan tersebut juga telah ditetapkan. Berdasarkan keputusan
Presiden yang dikeluarkan pada 2012, badan tentara Rusia harus memiliki
setidaknya 425 ribu tentara kontrak pada 2017. Sementara pada 2020,
jumlah tentara kontrak harus mencapai lebih dari setengah juta orang.
Sistem Pertahanan Berbasis Teknologi Tingkat Tinggi
Peraturan hukum di Rusia
menetapkan jumlah personel militer negara tersebut dalam satuan satu
juta orang. Jika angkatan bersenjata memiliki 250 ribu perwira dan 500
ribu tentara kontrak, maka jumlah anggota militer dari program wamil
tidaklah terlalu besar, yakni 250 ribu orang.
Dengan demikian, angkatan
bersenjata Rusia dapat memilih mereka yang benar-benar dibutuhkan di
dalam barisan prajurit berdasarkan data fisik dan psikologi, tingkat
pendidikan, keterampilan teknis, dan parameter lain.
Seperti yang telah disebutkan oleh Shoygu, angkatan
bersenjata Rusia kini telah diperkuat dengan beragam teknologi canggih.
Perbendaharaan senjata militer diisi oleh teknologi mutakhir yang
perawatannya membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tinggi.
Menguasai
spesialisasi teknologi tersebut dalam waktu satu tahun wajib militer
tentu merupakan hal yang sangat sulit. Oleh karena itu, angkatan
bersenjata Rusia kini tertarik untuk menambah jumlah prajurit dan sersan
berbasis kontrak.
Pankov menjelaskan, tahun depan Rusia akan merekrut tentara
kontrak setidaknya 55 ribu orang. Jumlah tersebut akan ditambah hingga
mencapai angka 350-355 ribu orang. Mereka akan diarahkan masuk ke dalam
satuan tempur khusus, marinir, pasukan lintas udara, pos-pos militer
komando muda, serta divisi yang berhubungan dengan ekploitasi alat dan
senjata teknologi tingkat tinggi dalam satuan roket strategis dan
pertahanan udara-luar angkasa Rusia.
Sumber : RBTH
No comments:
Post a Comment