Sebagai bagian dari program pengembangan kendaraan militer Rusia hingga
2020, pasukan Rusia telah menerima 30 kendaraan lapis baja pengangkut
personel yang baru, Typhoon-K, yang diproduksi oleh perusahaan Kamaz.
MRAP merupakan kendaraan lapis baja beroda tinggi yang didesain khusus untuk melindungi pasukan dan kargo dari ranjau darat dan bom serta dapat menahan tembakan musuh jika terjadi penyergapan.
Di arena perang yang sesungguhnya, truk semacam ini selalu menjadi sasaran empuk, sehingga tak mungkin digunakan dalam jumlah besar.
Typhoon baru saja diproduksi untuk tahap pertama dan beberapa
jenis kendaraan khusus lain sedang disiapkan berdasarkan rancangan
Typhoon-K. Tak lama lagi, Kamaz akan memproduksi Kamaz-63969 yang
memiliki landaian samping dan pistol kendali jarak jauh.
Sumber : RBTH
MRAP merupakan kendaraan lapis baja beroda tinggi yang didesain khusus untuk melindungi pasukan dan kargo dari ranjau darat dan bom serta dapat menahan tembakan musuh jika terjadi penyergapan.
Di arena perang yang sesungguhnya, truk semacam ini selalu menjadi sasaran empuk, sehingga tak mungkin digunakan dalam jumlah besar.
Jumlah korban yang sangat banyak dalam Perang Chechnya
begitu mengejutkan, sehingga para jenderal Rusia menuntut dibuatnya
kendaraan yang dapat melawan pasukan militer yang tidak teratur
(gerilya).
Pengalaman perang
di Georgia pada 2008 menguatkan kebutuhan akan kendaraan tersebut.
Lalu, pada 2010 muncul wacana untuk mengembangkan kendaraan lapis baja
terpadu sebagai bagian dari Program Pengembangan Kendaraan Militer Rusia 2020.
Proyek tersebut langsung disambut baik oleh sejumlah
perusahaan terkemuka Rusia dari bidang sains dan industri. Pasukan Rusia
telah menerima kendaraan lapis baja Ural-63095 yang diproduksi UVZ dan
pada akhir 2014 mereka menerima 30 kendaraan Typhoon-K buatan Kamaz.
Kendaraan baru ini memiliki perlindungan level 6a, perlindungan
tertinggi menurut klasifikasi Rusia yang bahkan melebihi standar.
Sementara berdasarkan klasifikasi STANAG milik NATO
yang lebih terkenal secara internasional, perlindungan kendaraan ini
berada di antara level 3b dan 4.
Typhoon-K dijamin mampu menahan ledakan
di bawah roda atau di bawah badan utama dengan kekuatan setara dengan
delapan kilogram bahan peledak tinggi (HE). Saat diuji, kendaraan ini
berhasil melindungi manekin uji dari HE berkekuatan sepuluh kilogram.
Perwakilan dari Kamaz menjelaskan, lapisan badan kendaraan terbuat dari
kombinasi baja dan keramik, sehingga mampu menahan serangan dari peluru
penembus lapis baja B-32, yang berarti sudah memenuhi persyaratan
perlindungan kelas 4 STANAG.
Untuk mengurangi efek ledakan pada awak dan pasukan
kendaraan, tempat duduk di dalam kendaraan ini terhubung ke atap. Selain
itu, kabin kendaraan dilengkapi dengan perangkat HLF-100 yang dapat
menyaring semua udara eksternal.
Kendaraan ini memiliki berat 25 ton, dilengkapi
dengan mesin 450 tenaga kuda dengan transmisi otomatis, dan dapat
mengangkut 16 tentara. Kabin dilengkapi dengan dua layar yang dapat
digunakan untuk mengemudi jika kaca depan rusak.
Selain itu, kendaraan
ini juga memiliki sistem informasi tindakan dan kontrol Gals-D1M untuk
memantau dan mengatur operasi mesin, menghitung putaran, kemiringan,
jalan, kecepatan, dan lokasi kendaraan.
Suspensi hidro-pneumatik
independen memungkinkan pengemudi untuk mengubah jarak ke tanah dalam
rentang 400 mm menggunakan remot kontrol.
Lima kamera video memungkinkan
pengemudi untuk terus mempertahankan penglihatan 360 derajat dan
memantau kondisi kendaraan.
Kendaraan ini menggunakan kaca tahan peluru unik yang
dikembangkan oleh Magistral Ltd. Selama pengujian yang dilakukan di
Institut Penelitian Baja, kaca ini mampu menahan KPV kaliber 14,5 mm
yang ditembak dari jarak tiga inci. Sementara, transparansi kaca adalah
mencapai 76 persen, sesuai dengan standar terbaik dunia.
Sumber : RBTH
No comments:
Post a Comment