Pemerintah Amerika
Serikat, Senin (28/4/2014), menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia
terkait krisis di Ukraina.
Tambahan sanksi baru ini diumumkan di saat kelompok bersenjata pro-Kremlin merebut satu kota di Ukraina timur yang semakin memanaskan situasi.
Berbicara dalam kunjungannya di Filipina, Presiden Barack Obama mengatakan sanksi baru itu akan termasuk larangan ekspor produk-produk pertahanan berteknologi tinggi dalam rangka menekan Presiden Vladimir Putin yang dituding menciptakan krisis terburuk Timur dan Barat sejak Perang Dingin.
Di saat yang bersamaan, para pejabat tinggi Uni Eropa juga menggelar pertemuan di Brussels, Belgia untuk membahas sanksi ekonomi baru utnuk Rusia sebagai bagian dari upaya global untuk menekan Moskwa.
Sementara itu di Ukraina Timur, situasi semakin panas setelah pasukan bersenjata pro-Kremlin menyerbu kantor polisi di kota Kostyantynivka. Sementara itu, wali kota Kharkiv juga dalam kondisi kritis setelah ditembak orang tak dikenal.
Di kota Slavyansk, kelompok separatis menolak untuk membebaskan sekelompok pengamat dari OSCE setelah memamerkan mereka ke hadapan media dan menyebut mereka sebagai tahanan perang.
Sedangkan ancaman invasi terhadap Ukraina semakin meningkat setelah puluhan ribu personel militer Rusia disiagakan di perbatasan kedua negara.
Sumber : Kompas
Tambahan sanksi baru ini diumumkan di saat kelompok bersenjata pro-Kremlin merebut satu kota di Ukraina timur yang semakin memanaskan situasi.
Berbicara dalam kunjungannya di Filipina, Presiden Barack Obama mengatakan sanksi baru itu akan termasuk larangan ekspor produk-produk pertahanan berteknologi tinggi dalam rangka menekan Presiden Vladimir Putin yang dituding menciptakan krisis terburuk Timur dan Barat sejak Perang Dingin.
Di saat yang bersamaan, para pejabat tinggi Uni Eropa juga menggelar pertemuan di Brussels, Belgia untuk membahas sanksi ekonomi baru utnuk Rusia sebagai bagian dari upaya global untuk menekan Moskwa.
Sementara itu di Ukraina Timur, situasi semakin panas setelah pasukan bersenjata pro-Kremlin menyerbu kantor polisi di kota Kostyantynivka. Sementara itu, wali kota Kharkiv juga dalam kondisi kritis setelah ditembak orang tak dikenal.
Di kota Slavyansk, kelompok separatis menolak untuk membebaskan sekelompok pengamat dari OSCE setelah memamerkan mereka ke hadapan media dan menyebut mereka sebagai tahanan perang.
Sedangkan ancaman invasi terhadap Ukraina semakin meningkat setelah puluhan ribu personel militer Rusia disiagakan di perbatasan kedua negara.
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment