Korea Utara melakukan uji coba roket pada Selasa sore
kemarin. Roket yang ditembakkan Korut kali ini disebut-sebut berdaya
jangkau tinggi, mampu mencapai pangkalan militer Amerika Serikat dan
Korea Selatan di sebelah selatan Seoul.
Diberitakan New York Times, Selasa 4 Maret 2014, juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa Korut meluncurkan empat roket sore kemarin dari Wonsan, kota pesisir sebelah timur Pyongyang.
Roket tersebut, kata jubir yang enggan disebut namanya, terbang 154 kilometer ke arah timur laut sebelum akhirnya jatuh di laut antara Semenanjung Korea dan Jepang. Berdasarkan penelusuran Kemhan Korea, roket tersebut ditembakkan menggunakan peluncur roket ganda yang baru dikembangkan Korut.
Roket ini telah lama menjadi sorotan intelijen Korsel yang menduga negara komunis itu tengah mengembangkan senjata yang mampu mencapai pangkalan militer AS dan Korsel. Salah satunya adalah pangkalan militer Osan-Pyeongtaek sekitar 96km selatan Seoul. Di wilayah ini, AS juga meletakkan pangkalan militer mereka.
Sebelumnya, peluncur roket ganda 240 milimeter milik Korut hanya mencapai jarak 59 kilomater, cukup untuk menghancurkan Seoul dan mengancam nyawa 10 juta penduduknya jika ditembakkan dari perbatasan. Inilah sebabnya, AS dan Korsel menempatkan pangkalan udara dan barak militernya di selatan Seoul, jauh dari jangkauan serang Korut.
Roket model lama ini diujicoba kembali oleh Korut Selasa pagi kemarin. Tiga roket ditembakkan ke jarah 54 kilometer di pantai timur. Korut diperkirakan punya 13.000 roket yang diletakkan dekat perbatasan, hanya berjarak 28km sebelah utara Seoul.
Kamis pekan lalu, Korut menembak empat rudal balistik jarak-pendek yang mencapai jarak 199km. Senin kemarin, Korut juga meluncurkan rudal balistik jarak-pendek yang terbang 498km.
Penembakan senjata ini dianggap satu lagi cara Korut unjuk senjata pada Korsel dan AS yang melaksanakan latihan militer gabungan. "Kami yakini ini adalah provokasi yang sengaja dilakukan Korut untuk meningkatkan ketegangan," ujar sumber Kemhan Korsel.
Untuk menangkis serangan Korut, Korsel dan AS telah membangun sistem pertahanan rudal. Korut telah menempatkan rudal Spike buatan Israel dan peluncur bergeraknya di perbatasan barat. Namun jika kemampuan serang Korut terus meningkat, rudal Spike ini tidak akan mampu menangkisnya.
Sumber : Viva
Diberitakan New York Times, Selasa 4 Maret 2014, juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan bahwa Korut meluncurkan empat roket sore kemarin dari Wonsan, kota pesisir sebelah timur Pyongyang.
Roket tersebut, kata jubir yang enggan disebut namanya, terbang 154 kilometer ke arah timur laut sebelum akhirnya jatuh di laut antara Semenanjung Korea dan Jepang. Berdasarkan penelusuran Kemhan Korea, roket tersebut ditembakkan menggunakan peluncur roket ganda yang baru dikembangkan Korut.
Roket ini telah lama menjadi sorotan intelijen Korsel yang menduga negara komunis itu tengah mengembangkan senjata yang mampu mencapai pangkalan militer AS dan Korsel. Salah satunya adalah pangkalan militer Osan-Pyeongtaek sekitar 96km selatan Seoul. Di wilayah ini, AS juga meletakkan pangkalan militer mereka.
Sebelumnya, peluncur roket ganda 240 milimeter milik Korut hanya mencapai jarak 59 kilomater, cukup untuk menghancurkan Seoul dan mengancam nyawa 10 juta penduduknya jika ditembakkan dari perbatasan. Inilah sebabnya, AS dan Korsel menempatkan pangkalan udara dan barak militernya di selatan Seoul, jauh dari jangkauan serang Korut.
Roket model lama ini diujicoba kembali oleh Korut Selasa pagi kemarin. Tiga roket ditembakkan ke jarah 54 kilometer di pantai timur. Korut diperkirakan punya 13.000 roket yang diletakkan dekat perbatasan, hanya berjarak 28km sebelah utara Seoul.
Kamis pekan lalu, Korut menembak empat rudal balistik jarak-pendek yang mencapai jarak 199km. Senin kemarin, Korut juga meluncurkan rudal balistik jarak-pendek yang terbang 498km.
Penembakan senjata ini dianggap satu lagi cara Korut unjuk senjata pada Korsel dan AS yang melaksanakan latihan militer gabungan. "Kami yakini ini adalah provokasi yang sengaja dilakukan Korut untuk meningkatkan ketegangan," ujar sumber Kemhan Korsel.
Untuk menangkis serangan Korut, Korsel dan AS telah membangun sistem pertahanan rudal. Korut telah menempatkan rudal Spike buatan Israel dan peluncur bergeraknya di perbatasan barat. Namun jika kemampuan serang Korut terus meningkat, rudal Spike ini tidak akan mampu menangkisnya.
Sumber : Viva
No comments:
Post a Comment