Meski sejauh ini krisis
Ukraina belum meningkat menjadi sebuah konflik bersenjata dengan Rusia,
namun nampaknya warga Ukraina tidak ingin mengambil risiko.
Kumpulan massa terlihat mengantre di pusat-pusat rekrutmen di Kiev menyusul seruan mobilisasi rakyat terkait manuver militer Rusia di Crimea. Para pejabat Ukraina mengatakan jumlah sukarelawan sudah jauh melampaui perkiraan.
"Pusat-pusat rekrutmen, tidak memiliki waktu lagi untuk melayani semua sukarelawan," kata Andriy Parubiy, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina.
Foto-foto warga yang mengantere di pusat-pusat rekrutmen banyak diunggah ke media sosial. Salah satu pengunggah foto adalah Vlad Sodel.
"Para pria datang sepanjang hari. Suasananya sangat bersemangat," tulis Vlad lewat akun Twitter-nya.
Salah seorang warga Ukraina yang ikut mendaftarkan diri adalah Mykhailo Hrebenevych (42), seorang pekerja konstruksi. Dia datang ke pusat rekrutmen di Lapangan Maidan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota pasukan bela diri Ukraina.
"Saya berada di pusat rekrutmen angkatan darat. Mereka mendaftarkan saya di sini dan meminta saya menunggu panggilan. Masih ada ratusan orang yang menunggu," kata Mykhailo.
"Saya punya pengalaman militer. Saya pernah bergabung dengan pasukan Abkhazia (provinsi separatis di Georgia). Saya tahu cara bertempur. Kita harus melakukan sesuatu karena AD dihancurkan pemerintah sebelumnya," tambah dia.
Sayangnya, orang-orang di atas usia 40 tahun dianggap terlalu tua untuk dimasukkan ke dalam unit-unit tempur. Akhirnya mereka didaftarkan ke dalam pasukan bela diri yang dibentuk dalam tiga bulan terakhir ini.
"Warga bisa datang ke pusat rekrutmen atau kepada kami," kata juru bicara pasukan bela diri wilayah Kiev, Igor Postanovsky.
"Jika memang terjadi agresi dari luar, maka orang-orang ini yang akan berjuang mempertahankan tanah air," tambah dia.
Povtanovsky melanjutkan, sejak mobilisasi dimulai unitnya sudah merekrut sebanyak 1.743 orang hanya dalam waktu dua hari.
Namun, untuk sementara para sukarelawan itu hanya dipersenjatai tongkat kayu, sebab anggota pasukan bela diri tidak diperkenankan menggunakan senjata api.
Namun, kata Povtanovsky, dalam sebuah operasi militer aktif maka anggota kelompok ini bisa mempersenjatai diri sendiri dengan cepat.
"Jika diperlukan kami akan merebut senjata dari musuh kami. Kami sudah sering melakukannya," kata Roman, seorang wakil komandan skuadron ke-15 pasukan bela diri Maidan.
Sumber : Kompas
Kumpulan massa terlihat mengantre di pusat-pusat rekrutmen di Kiev menyusul seruan mobilisasi rakyat terkait manuver militer Rusia di Crimea. Para pejabat Ukraina mengatakan jumlah sukarelawan sudah jauh melampaui perkiraan.
"Pusat-pusat rekrutmen, tidak memiliki waktu lagi untuk melayani semua sukarelawan," kata Andriy Parubiy, sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina.
Foto-foto warga yang mengantere di pusat-pusat rekrutmen banyak diunggah ke media sosial. Salah satu pengunggah foto adalah Vlad Sodel.
"Para pria datang sepanjang hari. Suasananya sangat bersemangat," tulis Vlad lewat akun Twitter-nya.
Salah seorang warga Ukraina yang ikut mendaftarkan diri adalah Mykhailo Hrebenevych (42), seorang pekerja konstruksi. Dia datang ke pusat rekrutmen di Lapangan Maidan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota pasukan bela diri Ukraina.
"Saya berada di pusat rekrutmen angkatan darat. Mereka mendaftarkan saya di sini dan meminta saya menunggu panggilan. Masih ada ratusan orang yang menunggu," kata Mykhailo.
"Saya punya pengalaman militer. Saya pernah bergabung dengan pasukan Abkhazia (provinsi separatis di Georgia). Saya tahu cara bertempur. Kita harus melakukan sesuatu karena AD dihancurkan pemerintah sebelumnya," tambah dia.
Sayangnya, orang-orang di atas usia 40 tahun dianggap terlalu tua untuk dimasukkan ke dalam unit-unit tempur. Akhirnya mereka didaftarkan ke dalam pasukan bela diri yang dibentuk dalam tiga bulan terakhir ini.
"Warga bisa datang ke pusat rekrutmen atau kepada kami," kata juru bicara pasukan bela diri wilayah Kiev, Igor Postanovsky.
"Jika memang terjadi agresi dari luar, maka orang-orang ini yang akan berjuang mempertahankan tanah air," tambah dia.
Povtanovsky melanjutkan, sejak mobilisasi dimulai unitnya sudah merekrut sebanyak 1.743 orang hanya dalam waktu dua hari.
Namun, untuk sementara para sukarelawan itu hanya dipersenjatai tongkat kayu, sebab anggota pasukan bela diri tidak diperkenankan menggunakan senjata api.
Namun, kata Povtanovsky, dalam sebuah operasi militer aktif maka anggota kelompok ini bisa mempersenjatai diri sendiri dengan cepat.
"Jika diperlukan kami akan merebut senjata dari musuh kami. Kami sudah sering melakukannya," kata Roman, seorang wakil komandan skuadron ke-15 pasukan bela diri Maidan.
Sumber : Kompas
No comments:
Post a Comment