Kolonel Yuli Mamchur tengah melakukan penjagaan di Pangkalan Militer
Belbek ketika pasukan Rusia memasuki wilayah Crimea, Ukraina Senin, 3
Maret 2014.
Ketika diberi ultimatum untuk menyerahkan diri pada Selasa,
4 Maret 2014, Kolonel Mamchur justru memiliki pemikiran lain.
Rencana yang dilakukan Kolonel Ukraina ini dianggap ceroboh atau bahkan seperti rencana bunuh diri. Mamchur memerintahkan pasukannya untuk bergabung dalam formasi dan bergerak ke pos penjagaan Rusia, yang jaraknya sekira satu kilometer (km) dari Belbek.
Langsung saja pasukan Mamchur turut serta dalam formasi tersebut, tetapi dirinya memerintahkan setengah dari pasukannya untuk melakukan penjagaan di Pangkalan Militer Belbek.
Mamchur pun berniat untuk menghadapi Rusia dengan serangan psikologi. Dirinya dan anak buah akan menghadapi pasukan Rusia tanpa menggunakan senjata apapun dan membawa sebuah bendera yang menunjukkan Resimen Penerbang Tempur 62.
Resimen ini amat dihormati di zaman Uni Soviet. Seluruh prajurit yang lahir di Uni Soviet mengenal betul kisah heroik di balik resimen penerbang tersebut, pada 1941.
Menurut Mamchur, tidak akan ada prajurit yang melakukan penembakan terhadap kelompok yang membawa bendera tersebut. Tebakannya benar, ketika mendekati pos penjagaan Rusia dengan pasukannya, Mamchur langsung dihadang oleh pasukan.
Namun pasukan Rusia itu tidak berani menembak langsung ke arah Mamchur dan pasukannya. Alhasil, pasukan Rusia pun melepaskan tembakan ke udara. Mamchur kemudian berhenti setelah jaraknya tidak jauh dari pasukan Rusia yang menodongkan senapan Kalashnikov ke wajahnya.
Tembakan tersebut adalah yang pertama sejak intervensi militer Rusia di Crimea terjadi pekan lalu. Mamchur pun menyuarakan pernyataan sederhana kepada pihak Rusia.
"Ini adalah tugas kami untuk menjaga konstitusi Ukraina dalam menjaga pangkalan ini," ujar Mamchur kepada prajurit Rusia, seperti ditulis Time, Rabu (5/3/2014).
Pihak Rusia kemudian meminta waktu dua jam untuk konsultasi dengan komandan mereka dan brigade Ukraina itu pun menunggu di jalan. Tidak lama kemudian, ada telepon dari wakil komandan Pangkalan Belbel Kolonel Viktor Kukharchenko.
Menurut Kukharchenko yang menerima telepon dari rekannya di Rusia, Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan untuk menarik pasukan. Pada akhirnya Mamchur pun mempertahankan Pangkalan Belbek dari Rusia.
Rencana yang dilakukan Kolonel Ukraina ini dianggap ceroboh atau bahkan seperti rencana bunuh diri. Mamchur memerintahkan pasukannya untuk bergabung dalam formasi dan bergerak ke pos penjagaan Rusia, yang jaraknya sekira satu kilometer (km) dari Belbek.
Langsung saja pasukan Mamchur turut serta dalam formasi tersebut, tetapi dirinya memerintahkan setengah dari pasukannya untuk melakukan penjagaan di Pangkalan Militer Belbek.
Mamchur pun berniat untuk menghadapi Rusia dengan serangan psikologi. Dirinya dan anak buah akan menghadapi pasukan Rusia tanpa menggunakan senjata apapun dan membawa sebuah bendera yang menunjukkan Resimen Penerbang Tempur 62.
Resimen ini amat dihormati di zaman Uni Soviet. Seluruh prajurit yang lahir di Uni Soviet mengenal betul kisah heroik di balik resimen penerbang tersebut, pada 1941.
Menurut Mamchur, tidak akan ada prajurit yang melakukan penembakan terhadap kelompok yang membawa bendera tersebut. Tebakannya benar, ketika mendekati pos penjagaan Rusia dengan pasukannya, Mamchur langsung dihadang oleh pasukan.
Namun pasukan Rusia itu tidak berani menembak langsung ke arah Mamchur dan pasukannya. Alhasil, pasukan Rusia pun melepaskan tembakan ke udara. Mamchur kemudian berhenti setelah jaraknya tidak jauh dari pasukan Rusia yang menodongkan senapan Kalashnikov ke wajahnya.
Tembakan tersebut adalah yang pertama sejak intervensi militer Rusia di Crimea terjadi pekan lalu. Mamchur pun menyuarakan pernyataan sederhana kepada pihak Rusia.
"Ini adalah tugas kami untuk menjaga konstitusi Ukraina dalam menjaga pangkalan ini," ujar Mamchur kepada prajurit Rusia, seperti ditulis Time, Rabu (5/3/2014).
Pihak Rusia kemudian meminta waktu dua jam untuk konsultasi dengan komandan mereka dan brigade Ukraina itu pun menunggu di jalan. Tidak lama kemudian, ada telepon dari wakil komandan Pangkalan Belbel Kolonel Viktor Kukharchenko.
Menurut Kukharchenko yang menerima telepon dari rekannya di Rusia, Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan untuk menarik pasukan. Pada akhirnya Mamchur pun mempertahankan Pangkalan Belbek dari Rusia.
Sumber : Okezone
No comments:
Post a Comment