Belanja terbesar pertahanan Australia untuk menghadirkan satuan Joint
Strike Fighter (JSF) sebanyak 14 buah jet tempur F-35, saat ini
dikategorikan "tak terjangkau" disebabkan faktor ketersediaan.
Pesawat
F-35 disebut-sebut sebagai pesawat tempur paling canggih di dunia, yang
didesain untuk menyerang dari udara dan dari darat tanpa terdeteksi
radar musuh.
Komite Pertahanan Pemerintah Australia sebelumnya diperkirakan akan mengajukan tambahan permintaan F-35 sebanyak 58 buah bulan depan.
Kepala Program JSF dari AS Letjen Chris Bogdan, mengunjungi Australia dua pekan lalu dan menyatakan, ketersediaan dan pemeliharaan pesawat-pesawat ini "belum cukup baik".
Menurut keterangan yang terungkap dalam komite Kongres AS disebutkan, masalah software bisa menyebabkan penundaan produksi.
"Kami juga mempertimbangkan masalah kelayakan, masih sangat berisiko," kata Michael Sullivan.
Anggota Kongres AS dari Partai Democrat Loretta Sanchez menyatakan tiga versi pesawat F-35 ini berada di bawah standar kelayakan yang direncanakan.
Disebutkan, Australia berisiko membayar lebih mahal atas pesawat pesanannya karena negara seperti Italia, Turki dan Kanada menunda pembelian mereka.
Saat ini pesawat F-35 sudah diproduksi namun masih terus mengalami penyempurnaan.
Angkatan Udara Amerika sendiri saat ini mengoperasi 58 buah pesawat F-35.
Pabrikan pesawat Lockheed Martin diperkirakan memproduksi 35 buah F-35 tahun ini.
Demikian terungkap dalam sidang komite di Kongres
AS, Rabu (26/3/2014) malam waktu setempat. Komite ini mendengar
keterangan bahwa pesawat F-35 "tak terjangkau" untuk saat ini.
Australia
sebelumnya telah memesan sebanyak 14 buah pesawat F-35 kepada AS, dan
dua di antaranya diharapkan akan dikirim ke Australia tahun ini.
Harga sebuah pesawat F-35 berkisar 130 juta dollar.
Komite Pertahanan Pemerintah Australia sebelumnya diperkirakan akan mengajukan tambahan permintaan F-35 sebanyak 58 buah bulan depan.
Kepala Program JSF dari AS Letjen Chris Bogdan, mengunjungi Australia dua pekan lalu dan menyatakan, ketersediaan dan pemeliharaan pesawat-pesawat ini "belum cukup baik".
Menurut keterangan yang terungkap dalam komite Kongres AS disebutkan, masalah software bisa menyebabkan penundaan produksi.
"Kami juga mempertimbangkan masalah kelayakan, masih sangat berisiko," kata Michael Sullivan.
Anggota Kongres AS dari Partai Democrat Loretta Sanchez menyatakan tiga versi pesawat F-35 ini berada di bawah standar kelayakan yang direncanakan.
Disebutkan, Australia berisiko membayar lebih mahal atas pesawat pesanannya karena negara seperti Italia, Turki dan Kanada menunda pembelian mereka.
Saat ini pesawat F-35 sudah diproduksi namun masih terus mengalami penyempurnaan.
Angkatan Udara Amerika sendiri saat ini mengoperasi 58 buah pesawat F-35.
Pabrikan pesawat Lockheed Martin diperkirakan memproduksi 35 buah F-35 tahun ini.
Sumber: Radioaustralia
No comments:
Post a Comment