Friday, 28 March 2014

Lumba-lumba eks AL Ukraina "Membelot" ke Kremlin


Dari semua rampasan Rusia di Crimea, mungkin tidak ada yang lebih unik dari unit militer "Lumba-lumba" milik eks AL Ukraina. Lumba-lumba itu sekarang hanya menerima komando dari Kremlin.
“Lumba-lumba militer yang selama ini menjalankan tugasnya di Crimea akan dialihkan ke Angkatan Laut Rusia,” kata sebuah pengumuman yang diberitakan oleh pejabat militer Rusia melalui kantor berita negara RIA Novosti, Rabu (26/3/2014) waktu setempat. Rusia berarti melanjutkan program yang awalnya hendak dihentikan oleh Ukraina beberapa bulan yang lalu.

Pada jaman Uni Soviet, Ukraina adalah basis Angkatan Laut. Sejak Crimea jatuh ke tangan Rusia, kekuatan AL Ukraina tinggal tersisa 10 kapal tempur saja. Sebanyak 51 kapal, termasuk kapal selam satu-satunya, sudah mengibarkan bendera Rusia. Hanya saja, Rusia tampaknya lebih tertarik mengumumkan secara resmi unit tempur lumba-lumba Ukraina yang sudah “membelot”.

“Para insinyur kami sudah mengembangkan peralatan dan teknologi baru agar lumba-lumba ini bisa lebih efektif menjalankan misinya di bawah laut,” kata pejabat militer Rusia yang tidak disebutkan namanya seperti tertulis di Telegraph.

Saat era Perang Dingin, lumba-lumba kombatan Uni Soviet bagai mitos. Sebagai mamalia laut dengan intelegensia tinggi, lumba-lumba ini kabarnya dipersenjatai oleh harpoon dan pistol yang ditempatkan di kepala mereka. Ini adalah program nyata militer Uni Soviet sejak tahun 1960-an.

Tugas utama mereka adalah mendeteksi ranjau darat, pasukan katak, dan kapal selam musuh. Wajar, unit terkuat milik AS kala itu adalah unit komando Navy Seals. Lumba-lumba ini adalah pasukan elit yang juga dilatih untuk memasang bahan peledak di target-target yang sudah ditentukan.

Hambatan satu-satunya memiliki unit ini adalah masa kawin. “Jika lumba-lumba jantan itu tertarik dengan seekor betina, mereka akan pergi untuk sementara. Tapi mereka tidak pernah desersi, selalu kembali setelah seminggu atau lebih,” kata Yuri Plyachenko, mantan perwira anti-sabotase Uni Soviet kepada Daily Mail.

Sama seperti aset militer Uni Soviet lainnya, setelah keruntuhan, banyak dari aset itu berpindah tangan ke negara lain. Karena Ukraina tak punya dana melimpah untuk program ini, menurut laporan mantan perwira di Sevastopol, Boris Zhurid, pada tahun 2000 mereka menjual 27 prajurit mamalia itu ke Iran. Jika lumba-lumba yang setia saja sudah membelot, entah apa lagi sisa milik Ukraina di Crimea. 


Sumber : Wartaharian  

No comments:

Post a Comment