Korea Utara kemarin mengatakan hubungan dengan Korea Selatan kembali
mengarah pada tahap bencana dan menyebut penghamburan selebaran
anti-Pyongyang oleh pihak Korea Selatan dapat memicu perang.
Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Pyongnyang mengatakan akan mendukung 'perang', dan menuduh Amerika Serikat telah sengaja meningkatkan ketegangan melalui latihan perang bersama dengan Korea Selatan, seperti dilansir situs asiaone.com, Sabtu (29/3).
Sebelumnya, militer Korea Utara mengecam militer Korea Selatan yang menangkap kapal nelayan negaranya di dekat wilayah sengketa perbatasan laut sebagai provokasi dan mengancam untuk membalasnya.
Korea Selatan mengembalikan perahu yang ditangkap bersama tiga pelaut di perairan perbatasan di Laut Kuning pada Kamis malam.
"Hubungan Utara-Selatan kembali memasuki tahap yang buruk karena pihak berwenang di Korea Selatan menghamburkan selebaran anti-Korea Utara," kata seorang juru bicara utusan Korea Utara untuk hubungan tingkat tinggi dengan Korea Selatan.
"Operasi penyebaran brosur dan kampanye tercela di luar batas toleransi dan suatu tindakan terang-terangan untuk menyatakan perang," ujar dia.
Komite Reunifikasi Damai Korea dari pihak Korea Utara empat hari lalu mengatakan pihak Korea Selatan menghamburkan selebaran yang mengingkari rezim Utara dan pemimpinnya Kim Jong-Un dengan memakai balon gas yang melayang di atas wilayah sengketa di Laut Kuning.
Namun, Kementerian Pertahanan Korea Selatan membantah tuduhan tersebut.
Seorang sumber militer enggan disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Yonhap bahwa selebaran itu diluncurkan oleh kelompok Nasrani setempat.
"Apakah dia (Presiden Park) sungguh akan memandang brosur itu sebagai sumber perang untuk mengurangi provokasi sampai ke akarnya? Dia harus berpikir bahwa sekarang adalah saatnya untuk menentukan sendiri," ucap juru bicara pihak Korea Utara.
Sumber : Merdeka
Pernyataan itu dikeluarkan beberapa jam setelah Kementerian Luar Negeri Pyongnyang mengatakan akan mendukung 'perang', dan menuduh Amerika Serikat telah sengaja meningkatkan ketegangan melalui latihan perang bersama dengan Korea Selatan, seperti dilansir situs asiaone.com, Sabtu (29/3).
Sebelumnya, militer Korea Utara mengecam militer Korea Selatan yang menangkap kapal nelayan negaranya di dekat wilayah sengketa perbatasan laut sebagai provokasi dan mengancam untuk membalasnya.
Korea Selatan mengembalikan perahu yang ditangkap bersama tiga pelaut di perairan perbatasan di Laut Kuning pada Kamis malam.
"Hubungan Utara-Selatan kembali memasuki tahap yang buruk karena pihak berwenang di Korea Selatan menghamburkan selebaran anti-Korea Utara," kata seorang juru bicara utusan Korea Utara untuk hubungan tingkat tinggi dengan Korea Selatan.
"Operasi penyebaran brosur dan kampanye tercela di luar batas toleransi dan suatu tindakan terang-terangan untuk menyatakan perang," ujar dia.
Komite Reunifikasi Damai Korea dari pihak Korea Utara empat hari lalu mengatakan pihak Korea Selatan menghamburkan selebaran yang mengingkari rezim Utara dan pemimpinnya Kim Jong-Un dengan memakai balon gas yang melayang di atas wilayah sengketa di Laut Kuning.
Namun, Kementerian Pertahanan Korea Selatan membantah tuduhan tersebut.
Seorang sumber militer enggan disebutkan namanya mengatakan kepada kantor berita Yonhap bahwa selebaran itu diluncurkan oleh kelompok Nasrani setempat.
"Apakah dia (Presiden Park) sungguh akan memandang brosur itu sebagai sumber perang untuk mengurangi provokasi sampai ke akarnya? Dia harus berpikir bahwa sekarang adalah saatnya untuk menentukan sendiri," ucap juru bicara pihak Korea Utara.
Sumber : Merdeka
No comments:
Post a Comment