Sunday, 2 March 2014

Didesak Berhemat, Australia Tinjau Anggaran Kapal Selam

CANBERRA – Australia akan menimbang kembali rencana untuk menggandakan armada kapal selamnya. 

Pemerintah di Canberra mendapat desakan untuk mengurangi anggaran, meski negara-negara tetangganya di Asia menggelontorkan lebih banyak uang untuk belanja militer.

Menteri Pertahanan David Johnston mengatakan tidak yakin Australia perlu menambah sampai 12 kapal selam konvensional baru, seperti perkiraan dari badan perencana militer. Sejumlah negara Asia, terutama Cina, memang kini memperkuat persenjataan di laut dan udara akibat sengketa wilayah perairan, terutama di Asia Utara.

Dengan biaya mencapai 36 miliar dolar Australia (AUD), penambahan armada kapal selam ini akan menjadi pembelian militer satuan terbesar bagi Australia.

“Bagi saya, ini misteri [mengapa kita butuh 12 kapal selam baru],” kata Johnston. Ia menyerukan peninjauan ulang belanja perlengkapan militer sebagai bagian dari proses perencanaan strategis yang diluncurkan pemerintahan konservatif. 

September lalu, pemerintahan konservatif yang dipimpin Tony Abbott menang dalam pemilihan umum dengan janji pengetatan fiskal.

“Ini adalah masalah teknis yang akan didikte oleh situasi saat ini dan saya ingin Angkatan Laut memberitahu saya rencana mereka ke depannya. Mungkin kita butuh lebih dari 12, mungkin kurang. Saya tidak yakin,” katanya dalam sebuah wawancara.

Pemerintah Australia terdahulu, yang dipimpin oleh Partai Buruh, pada 2009 merilis rencana untuk membeli 12 kapal selam besar konvensional. Ini untuk menggantikan enam kapal selam kelas Collins yang saat ini dimiliki Australia.

Armada kapal selam yang lebih besar, lebih kuat, dengan jangkauan lebih jauh akan mampu menghadapi ancaman bawah laut di Asia yang kini meningkat. 

Singapura, Indonesia, Vietnam, dan Malaysia telah mengerahkan kapal selam baru untuk menangkis ancaman di beberapa rute perdagangan terpenting dunia serta mengantisipasi ambisi Cina.

Januari kemarin, Cina mengirim satu armada kapal militer–yang mungkin didukung oleh sebuah kapal selam–ke perairan antara Indonesia dan Australia. Aksi ini dianggap sebagai demonstrasi jangkauan Beijing di laut. Langkah ini memicu kewaspadaan Canberra, yang lantas mengirim pesawat patroli maritim untuk berjaga-jaga.

Negara Asia Tenggara biasanya mengoperasikan kapal selam dengan bobot terbenam sekitar 2.000 ton. Australia mengerahkan kapal berbobot 4.000 ton atau lebih, yang mungkin dilengkapi rudal bawah laut untuk menyerang daratan. Dengan kapal ini Australia juga mampu mengerahkan tentara pasukan khusus.

Anggaran pertahanan Australia adalah sekitar AUD 26 miliar atau 1,6% dari produk domestik bruto untuk tahun fiskal kali ini (Mei 2013-Juni 2014). Dalam beberapa tahun ke depan, Canberra berencana membeli sampai 100 jet tempur F-35 Lightning dengan biaya mencapai AUD 16 miliar untuk membentuk kekuatan di udara yang dapat menghindari radar.

Sumber : Indo

No comments:

Post a Comment