Departemen Pertahanan Amerika Serikat menyatakan telah mengucurkan biaya
US$ 2,5 juta atau Rp 28,5 miliar dalam misi pencarian pesawat Malaysia
Airlines MH370 yang lenyap sejak 8 Maret 2014.
Menurut juru bicara Departemen Pertahanan, Kolonel Steve Warren, pemerintah Amerika tidak akan mengklaim biaya tersebut kepada Malaysia lantaran dianggap sebagai ongkos operasi militer biasa.
Secara total, lembaga yang bermarkas di gedung Pentagon itu telah mengalokasikan biaya sebesar US$ 4 juta (Rp 45,7 miliar) untuk mencari MH370. Dengan demikian, hingga saat ini biaya yang telah dihabiskan mencapai 62,5 persen dari anggaran.
"Sisanya diperkirakan cukup untuk menyelesaikan misi hingga bulan April," kata Warren pada Jumat waktu setempat, 21 Maret 2014, seperti dikutip dari Reuters.
Selama dua pekan terakhir, Amerika telah meluncurkan kapal USS Kidd dan USS Pinckney untuk menyisir perairan yang diduga menjadi lokasi hilangnya MH370. Setelah kedua kapal itu ditarik, misi pencarian dilanjutkan oleh dua pesawat mata-mata, salah satunya adalah Boeing P-8A Poseidon yang mampu melacak kapal selam di kedalaman samudra.
Sekretaris Pers Pentagon Laksamana Muda John Kirby mengatakan tidak ada tenggat untuk pencarian MH370. Pemerintah Amerika, kata Kirby, siap membantu melaksanakan misi pencarian, "Selama pemerintah Malaysia membutuhkan kami," ujarnya.
Saat ini pencarian pesawat MH370 dipusatkan di kawasan Samudra Hindia. Hal itu dilakukan setelah hasil pencitraan satelit menemukan benda mengambang yang diduga sebagai serpihan pesawat. Pemerintah Australia pun menyatakan siap melakukan pencarian di daerah yang terletak di sebelah barat negara tersebut.
Perdana Menteri Australia Tonny Abbott menyatakan pencarian pesawat Malaysia Airlines sangat sulit dilakukan. Bahkan Abbot menyebut lokasi pencarian pesawat itu sebagai lokasi yang paling terpencil di dunia. “Ini semua mengenai lokasi yang paling sulit diakses di muka bumi seperti yang kita bayangkan,” katanya.
Sumber : Tempo
Menurut juru bicara Departemen Pertahanan, Kolonel Steve Warren, pemerintah Amerika tidak akan mengklaim biaya tersebut kepada Malaysia lantaran dianggap sebagai ongkos operasi militer biasa.
Secara total, lembaga yang bermarkas di gedung Pentagon itu telah mengalokasikan biaya sebesar US$ 4 juta (Rp 45,7 miliar) untuk mencari MH370. Dengan demikian, hingga saat ini biaya yang telah dihabiskan mencapai 62,5 persen dari anggaran.
"Sisanya diperkirakan cukup untuk menyelesaikan misi hingga bulan April," kata Warren pada Jumat waktu setempat, 21 Maret 2014, seperti dikutip dari Reuters.
Selama dua pekan terakhir, Amerika telah meluncurkan kapal USS Kidd dan USS Pinckney untuk menyisir perairan yang diduga menjadi lokasi hilangnya MH370. Setelah kedua kapal itu ditarik, misi pencarian dilanjutkan oleh dua pesawat mata-mata, salah satunya adalah Boeing P-8A Poseidon yang mampu melacak kapal selam di kedalaman samudra.
Sekretaris Pers Pentagon Laksamana Muda John Kirby mengatakan tidak ada tenggat untuk pencarian MH370. Pemerintah Amerika, kata Kirby, siap membantu melaksanakan misi pencarian, "Selama pemerintah Malaysia membutuhkan kami," ujarnya.
Saat ini pencarian pesawat MH370 dipusatkan di kawasan Samudra Hindia. Hal itu dilakukan setelah hasil pencitraan satelit menemukan benda mengambang yang diduga sebagai serpihan pesawat. Pemerintah Australia pun menyatakan siap melakukan pencarian di daerah yang terletak di sebelah barat negara tersebut.
Perdana Menteri Australia Tonny Abbott menyatakan pencarian pesawat Malaysia Airlines sangat sulit dilakukan. Bahkan Abbot menyebut lokasi pencarian pesawat itu sebagai lokasi yang paling terpencil di dunia. “Ini semua mengenai lokasi yang paling sulit diakses di muka bumi seperti yang kita bayangkan,” katanya.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment