Monday, 24 February 2014

Pertama Kali: Iran Jual Senjata ke Irak


Iran telah meneken kesepakatan untuk menjual senjata dan amunisi ke Irak senilai US$ 195 juta, menurut laporan eksklusif Reuters, Senin (24/2).
 
Perjanjian ini diraih akhir November lalu, hanya beberapa pekan setelah Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki pulang dari Washington, di mana dia melobi pemerintahan Barack Obama untuk mendapatkan senjata guna memerangi para militan al Qaeda.

Sejumlah anggota parlemen Irak mengatakan Maliki membuat kesepakatan itu karena terus ditundanya pengiriman senjata AS.

Ali Mussawi, juru bicara perdana menteri Irak, menolak mengkonfirmasi masalah penundaan itu, tapi dia menegaskan kesepakatan dengan Iran bisa dipahami mengingat masalah keamanan yang dihadapi Irak sekarang.

"Kami melancarkan perang melawan terorisme dan kami ingin memenangi perang ini. Tidak ada yang bisa mencegah kami membeli senjata dan amunisi dari siapa saja, dan ini cuma soal amunisi untuk membantu kami melawan para teroris," kata Mussawi.

Namun pemerintah Iran membantah mengetahui ada kesepakatan jual-beli senjata dengan Irak.

Menurut Reuters, yang mengklaim telah menyaksikan dokumen jual beli itu, kesepakatan ini menjadi yang pertama bagi dua negara dan menandai makin eratnya hubungan mereka sejak pasukan AS ditarik dari Irak dua tahun silam.

"Jika benar, ini akan menimbulkan kekhawatiran serius,” kata seorang pejabat di Washington yang menolak disebut namanya.

"Setiap penjualan senjata dari Iran ke negara ketiga adalah pelanggaran langsung terhadap kewajiban Iran di bawah Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 1747."

Menurut dokumen yang disebut Reuters, enam dari delapan kontrak itu diteken oleh Organisasi Industri Pertahanan Iran untuk memasok Irak dengan senjata ringan dan medium, peluncur mortar, amunisi untuk tank, artileri dan mortar.

Dua kontrak lainnya diteken bersama BUMN Iran Electronic Industries untuk alat pembantu penglihatan malam atau night vision goggles, peralatan komunikasi dan alat pemandu mortar.

Salah satu kontrak itu juga mencakup pembelian peralatan pelindung dari senjata kimia, termasuk masker, sarung tangan dan suntikan. Baghdad sebelumnya menyatakan khawatir bahwa militan akan menggunakan senjata kimia melawan pasukannya.

Delapan kontrak yang diteken meliputi:
* Amunisi senjata ringan dan medium: US$ 75 juta
* Amunisi tank artileri dan mortar: US$ 57,178 juta
* Senjata ringan dan medium, peluncur mortar: US$25,436 juta
* Amunisi artileri tipe 155 mm: US$ 16,375 juta
* Day and night vision goggles dan alat pemandu mortar: US$ 7,320 juta
* Peralatan pelindung senjata kimia: US$ 6,676 juta
* Peralatan komunikasi: US$ 3,795 juta
* Amunisi senapan M12 USA 20 X 102 mm: US$ 3 juta


Sumber : Beritasatu

No comments:

Post a Comment