Filipina membeli satu skuadron pesawat FA-50 fighter dari Korea Selatan
dalam sebuah kesepakatan senilai US$ 422 juta.
Ini adalah salahs atu langkah Filipina untuk meningkatkan kekuatannya seiring dengan meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan.
Fernando Manalo, Wakil Menteri Pertahanan mengatakan kontrak kesepakatan itu akan segera ditandatangani dengan Korea Aerospace Industries Ltd sebelum 15 Maret 2014. Filipina juga membeli sejumlah amunisi dan persenjataan.
"Ini adalah proyek yang sangat penting untuk memperkuat kapal fregat dari angkatan laut. Tujuan kami membangun sistem pertahanan minimum," kata Manalo, Jumat 21 Februari 2014.
Filipina telah memulai program modernisasi untuk meningkatkan kemampuannya untuk mempertahankan perbatasan maritimnya dari ekspansi Cina di Laut Cina Selatan sejak lima tahun lalu. Pemerintah Filipina telah menggelontorkan US$ 1,68 miliar untuk program ini.
Pada 2012, Filipina telah kehilangan kendali atas kepulauan Scarborough. Sejak Mei tahun lalu, kapal Cina telah berada di sekitar kepulauan Thomas Shoal di Spratly, dan bersengketa dengan Filipina.
Cina mengklaim 90 persen dari Laut Cina Selatan, yang luasnya 3,5 juta kilometer persegi, adalah miliknya. Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim sama atas daerah itu.
Manalo mengatakan, tim dari Korea Selatan datang ke Filipina untuk menegosiasikan kesepakatan pembelian pesawat, dan setuju untuk mengurangi US$ 500 ribu untuk biaya suku cadang, dan bisa menerima uang muka pembelian itu sebesar 15 persen.
Sumber : Tempo
Ini adalah salahs atu langkah Filipina untuk meningkatkan kekuatannya seiring dengan meningkatnya ketegangan di Laut Cina Selatan.
Fernando Manalo, Wakil Menteri Pertahanan mengatakan kontrak kesepakatan itu akan segera ditandatangani dengan Korea Aerospace Industries Ltd sebelum 15 Maret 2014. Filipina juga membeli sejumlah amunisi dan persenjataan.
"Ini adalah proyek yang sangat penting untuk memperkuat kapal fregat dari angkatan laut. Tujuan kami membangun sistem pertahanan minimum," kata Manalo, Jumat 21 Februari 2014.
Filipina telah memulai program modernisasi untuk meningkatkan kemampuannya untuk mempertahankan perbatasan maritimnya dari ekspansi Cina di Laut Cina Selatan sejak lima tahun lalu. Pemerintah Filipina telah menggelontorkan US$ 1,68 miliar untuk program ini.
Pada 2012, Filipina telah kehilangan kendali atas kepulauan Scarborough. Sejak Mei tahun lalu, kapal Cina telah berada di sekitar kepulauan Thomas Shoal di Spratly, dan bersengketa dengan Filipina.
Cina mengklaim 90 persen dari Laut Cina Selatan, yang luasnya 3,5 juta kilometer persegi, adalah miliknya. Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan juga memiliki klaim sama atas daerah itu.
Manalo mengatakan, tim dari Korea Selatan datang ke Filipina untuk menegosiasikan kesepakatan pembelian pesawat, dan setuju untuk mengurangi US$ 500 ribu untuk biaya suku cadang, dan bisa menerima uang muka pembelian itu sebesar 15 persen.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment