Saham BAE Systems jatuh, Kamis, 20 Februari 2014, setelah kontraktor
yang bergerak di industri pertahanan itu memperingatkan bahwa pemotongan
anggaran Amerika Serikat akan memukul nilai keuntungan perusahaan ini
tahun 2014.
BAE mengatakan bisnis di sektor pertahanan dan keamanan AS akan menyusut sekitar 15 persen selama 2013 dan 2014, saat terjadi pemotongan anggaran pertahanan AS sekitar US$ 450 miliar atau 10 persen selama dekade berikutnya.
Akibatnya, laba per saham BAE tahun ini akan lebih rendah 10 persen dari tahun 2013. Saham BAE System turun 8 persen di bursa perdagangan London, setelah jatuh sebanyak 11 persen sehari sebelumnya.
CEO BAE Ian King mengatakan, perusahaan ini menghadapi tekanan anggaran di beberapa pasar yang lebih besar tetapi diversifikasi usahanya mengamankan US$ 10,7 miliar dengan transaksi dengan Arab Saudi selama 2013.
Namun, penjualan dan nilai laba 2013 yang dipublikasikan Kamis 20 Februari 2014 masih di bawah ekspektasi sejumlah analis. Awal pekan ini, perusahaan juga mengumumkan telah melunasi sengketa panjang soal harga pasokan pesawat Typhoon ke Arab Saudi.
Saham beberapa perusahaan pertahanan besar AS yang bergerak di industri pertahanan, termasuk Lockheed Martin, Raytheon, General Dynamics, dan Northrop Grumman, diperdagangkan dengan nilai tertinggi minggu ini. Masing-masing perusahaan telah melihat lonjakan harga saham sebesar 100 persen atau lebih selama lima tahun terakhir. Saham BAE kembali ke posisi tahun 2009.
Pada tahun 2012, BAE mencoba untuk menggabungkan operasinya dengan EADS. Rencana itu diurungkan setelah perusahaan gagal memenangkan dukungan politik untuk mendapatkan kesepakatan bernilai US$ 45 miliar.
BAE mengatakan bisnis di sektor pertahanan dan keamanan AS akan menyusut sekitar 15 persen selama 2013 dan 2014, saat terjadi pemotongan anggaran pertahanan AS sekitar US$ 450 miliar atau 10 persen selama dekade berikutnya.
Akibatnya, laba per saham BAE tahun ini akan lebih rendah 10 persen dari tahun 2013. Saham BAE System turun 8 persen di bursa perdagangan London, setelah jatuh sebanyak 11 persen sehari sebelumnya.
CEO BAE Ian King mengatakan, perusahaan ini menghadapi tekanan anggaran di beberapa pasar yang lebih besar tetapi diversifikasi usahanya mengamankan US$ 10,7 miliar dengan transaksi dengan Arab Saudi selama 2013.
Namun, penjualan dan nilai laba 2013 yang dipublikasikan Kamis 20 Februari 2014 masih di bawah ekspektasi sejumlah analis. Awal pekan ini, perusahaan juga mengumumkan telah melunasi sengketa panjang soal harga pasokan pesawat Typhoon ke Arab Saudi.
Saham beberapa perusahaan pertahanan besar AS yang bergerak di industri pertahanan, termasuk Lockheed Martin, Raytheon, General Dynamics, dan Northrop Grumman, diperdagangkan dengan nilai tertinggi minggu ini. Masing-masing perusahaan telah melihat lonjakan harga saham sebesar 100 persen atau lebih selama lima tahun terakhir. Saham BAE kembali ke posisi tahun 2009.
Pada tahun 2012, BAE mencoba untuk menggabungkan operasinya dengan EADS. Rencana itu diurungkan setelah perusahaan gagal memenangkan dukungan politik untuk mendapatkan kesepakatan bernilai US$ 45 miliar.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment