Friday, 21 February 2014

Amankan Perbatasan, Australia Beli 8 Pesawat Baru

Australia mengatakan akan membeli delapan pesawat Poseidon P-8A senilai AUS$ 4 miliar untuk membentuk pasukan inti pengawasan dan pertahanan maritim di perbatasan selama beberapa dekade yang akan datang.

Selama ini, Australia mengandalkan pesawat Boeing untuk memantau lebih dari 2,5 juta kilometer persegi dari yurisdiksi laut negara itu--sekitar 4 persen dari lautan di dunia.

"Prioritas pertama adalah pertahanan bangsa. Ini adalah pemerintahan yang benar-benar berkomitmen untuk keamanan perbatasan negara kami," kata Perdana Menteri Tony Abbott, Jumat, 21 Februari 2014.

Australia, sekutu dekat Amerika Serikat, menggunakan pesawat itu untuk berpatroli jauh di atas Samudra Hindia, yang telah menjadi salah satu rute pasokan energi yang paling penting di dunia. Pesawat baru ini akan menggantikan pesawat Lockheed AP-3C Orion yang sudah tua.

P-8A digambarkan sebagai pesawat yang fleksibel serta mampu melakukan pencarian dan penyelamatan. Selain itu, juga antikapal selam serta misi penyerangan maritim menggunakan torpedo dan rudal Harpoon.

Kepala Angkatan Udara Australia Marsekal Geoff Brown mengatakan pesawat itu akan menjadi andalan untuk melindungi perbatasan. "Pesawat ini memberi kami kemampuan yang belum pernah dimiliki sebelumnya, seperti mengejar dan melacak kapal permukaan dan kapal selam," katanya."Ini pasti akan membantu angkatan laut dengan kemampuan bermanuver selama 20 atau 30 tahun ke depan."

Abbott mengatakan pesawat ini juga akan digunakan dalam menghentikan aliran perahu pencari suaka yang berangkat dari Indonesia dan Sri Lanka. "Kami berharap pesawat itu beroperasi pada 2017 dan akan menghentikan para pencari suaka," katanya.

Menghentikan banjir perahu pencari suaka tiba di utara Australia telah menjadi kebijakan utama pemerintah konservatif. Laporan baru-baru ini mengatakan Australia juga berencana membeli tujuh pesawat raksasa tak berawak buatan Triton seharga AUS$ 3 miliar untuk tugas patroli perbatasan.


Sumber : Tempo

No comments:

Post a Comment