Kongres AS secara diam-diam telah merestui pemerintah mengirim
persenjataan ringan untuk para pemberontak anti rezim Baath pimpinan
Presiden Bashar al Assad di Suriah.
Kiriman senjata ini untuk membantu perlawanan mereka atas pasukan pemerintah di sebelah selatan negara Arab itu.
Demikian ungkap kalangan pejabat keamanan AS dan Eropa yang dihubungi kantor berita Reuters. Persenjataan itu dikirim ke kelompok-kelompok pemberontak "non-ekstremis" Suriah lewat Yordania.
Bantuan berupa senjata api ringan hingga roket anti tank. Namun, bantuan itu tidak termasuk rudal panggul MANPADS, yang bisa ditembakkan dari mana saja ke udara dan mampu menghancurkan pesawat terbang.
Pengiriman senjata itu memakai dana yang telah disetujui Kongres AS, melalui pemungutan suara yang berlangsung tertutup untuk diliput media. Dana ini memanggai anggaran tahun fiskal 2014, yang akan berakhir pada 30 September mendatang, ungkap dua pejabat AS yang tidak mau disebut namanya.
Sikap Kongres itu bertolak belakang pada pertengahan 2013 atau beberapa bulan sebelumnya. Saat itu Kongres masih keberatan atas usul mengirim senjata ke pemberontak Suriah.
Kalangan pengamat menganggap wajar sikap Kongres itu atas Perang Saudara di Suriah, yang telah berlangsung sejak awal 2011 bersamaan dengan revolusi di sejumlah negara Arab.
Selama ini AS gagal menghimpun dukungan internasional untuk menggempur Suriah secara terbuka untuk menghukum Assad atas dugaan kepemilikan senjata kimia dan pembantaian rakyat sendiri.
"Perang Suriah itu berjalan mandek. Para pemberontak kekurangan organisasi dan persenjataan untuk mengalahkan Assad," kata Bruce Riedel, mantan analis senior badan intelijen CIA.
"Sebaliknya, rezim di Suriah kekurangan orang-orang yang loyal untuk mengatasi pemberontakan. Kedua sekutu masing-masing pihak di luar negeri sudah siap untuk memasok dana dan persenjataan yang cukup untuk mengatasi kebuntuan di masa depan," kata Riedel, yang pernah menjadi salah satu penasihat kebijakan luar negeri untuk Presiden Barack Obama.
Sementara itu, baik juru bicara pemerintah di Gedung Putih maupun institusi-institusi keamanan AS terkait menolak berkomentar soal temuan media atas dukungan diam-diam dari Kongres kepada pemberontak di Suriah.
Sumber : Vivanews
Kiriman senjata ini untuk membantu perlawanan mereka atas pasukan pemerintah di sebelah selatan negara Arab itu.
Demikian ungkap kalangan pejabat keamanan AS dan Eropa yang dihubungi kantor berita Reuters. Persenjataan itu dikirim ke kelompok-kelompok pemberontak "non-ekstremis" Suriah lewat Yordania.
Bantuan berupa senjata api ringan hingga roket anti tank. Namun, bantuan itu tidak termasuk rudal panggul MANPADS, yang bisa ditembakkan dari mana saja ke udara dan mampu menghancurkan pesawat terbang.
Pengiriman senjata itu memakai dana yang telah disetujui Kongres AS, melalui pemungutan suara yang berlangsung tertutup untuk diliput media. Dana ini memanggai anggaran tahun fiskal 2014, yang akan berakhir pada 30 September mendatang, ungkap dua pejabat AS yang tidak mau disebut namanya.
Sikap Kongres itu bertolak belakang pada pertengahan 2013 atau beberapa bulan sebelumnya. Saat itu Kongres masih keberatan atas usul mengirim senjata ke pemberontak Suriah.
Kalangan pengamat menganggap wajar sikap Kongres itu atas Perang Saudara di Suriah, yang telah berlangsung sejak awal 2011 bersamaan dengan revolusi di sejumlah negara Arab.
Selama ini AS gagal menghimpun dukungan internasional untuk menggempur Suriah secara terbuka untuk menghukum Assad atas dugaan kepemilikan senjata kimia dan pembantaian rakyat sendiri.
"Perang Suriah itu berjalan mandek. Para pemberontak kekurangan organisasi dan persenjataan untuk mengalahkan Assad," kata Bruce Riedel, mantan analis senior badan intelijen CIA.
"Sebaliknya, rezim di Suriah kekurangan orang-orang yang loyal untuk mengatasi pemberontakan. Kedua sekutu masing-masing pihak di luar negeri sudah siap untuk memasok dana dan persenjataan yang cukup untuk mengatasi kebuntuan di masa depan," kata Riedel, yang pernah menjadi salah satu penasihat kebijakan luar negeri untuk Presiden Barack Obama.
Sementara itu, baik juru bicara pemerintah di Gedung Putih maupun institusi-institusi keamanan AS terkait menolak berkomentar soal temuan media atas dukungan diam-diam dari Kongres kepada pemberontak di Suriah.
Sumber : Vivanews
No comments:
Post a Comment