Wednesday, 4 December 2013

Universitas Jerman Terima Jutaan Dollar dari Pentagon

Banyak universitas di Jerman ternyata menerima dana dari Kementerian Pertahanan AS untuk penelitian. Menurut laporan media, hasil penelitian itu bisa digunakan untuk kepentingan militer. 

Bahan peledak, kaca anti peluru atau pesawat tanpa awak atau drone untuk pengintaian, itulah bidang penelitian yang mendapat penyaluran dana dari Pentagon. Hal itu diungkapkan oleh tim jurnalis stasiun televisi NDR dan harian Süddeutsche Zeitung. 

Misalnya di Universitas Marburg, para ahli mengembangkan drone kecil yang bisa terbang ribuan kilometer. Keistimewaannya, drone ini punya mata khusus, yang bisa "melihat" di kegelapan.  

Drone ini menggunakan tata letak bintang dan cahaya bulan untuk bernavigasi.
"Proyek penelitian ini pada awalnya cukup mengagumkan bagi saya", kata Benedikt Strunz dari NDR. Setelah melakukan investigasi, ia menemukan bahwa proyek itu mendapat bantuan dana 70.000 dollar dari Angkatan Udara Amerika, US Air Force. 

"Ketika kami bertanya, universitas mengatakan penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar", kata Strunz.

Setelah diselidiki lebih jauh, proyek di Marburg ternyata sedang menguji kemampuan navigasi untuk sistem roket yang bisa menempuh jarak jauh. "Jelas-jelas ini proyek senjata militer", kata Strunz.

Tim jurnalis yang menyelidiki kasus ini juga menemukan banyak proyek lain di univeritas Jerman, yang ternyata mendapat bantuan dana dari militer Amerika Serikat.

Bantuan dana untuk penelitian militer

Jurnalis dari NDR dan Süddeutsche Zeitung mengungkapkan, ada 22 perguruan tinggi dan pusat penelitian di Jerman yang mendapat dana dari militer Amerika Serikat. Jumlah keseluruhan bisa mendapai 10 juta dollar.

Misalnya Universitas Ludwig Maximilian di München tahun 2012 menerima sekitar 470.000 dollar dari Pentagon. Penelitian yang dilakukan mencakup tentang ujicoba bahan peledak dan kaca anti peluru. 

Universitas di Saarland menerima sekitar 120.000 dollar untuk analisa matematika struktur bahasa. Hasil penelitiannya bisa digunakan untuk membuat program penyadapan telepon dan komputer.

Beberapa universitas yang menerima dana dari militer AS bahkan punya anggaran dasar yang menyatakan hanya melakukan penelitian untuk kepentingan sipil dan damai, dan menolak riset untuk kepentingan militer.

Kritik dan tututan transparansi

Peneliti Jerman Jürgen Altman dari Universitas Teknik Dortmund mengeritik kegiatan penelitian yang didanai oleh militer Amerika. "Ini jadi masalah, jika ilmu pengetahuan digunakan untuk menyiapkan perang. 

 Apalagi kalau riset itu dilakukan berdasarkan pesanan dari Amerika. Karena Amerika pernah melakukan perang tanpa mandat dari PBB". Ia menuntut agar dunia ilmu pengetahuan memperhatikan konsekuensi dari hasil penelitian mereka.

Politisi partai oposisi Die Linke, Nicole Gohlke mengatakan, hampir tidak bisa dipercaya "bahwa kasus ini sampai kini tidak diketahui publik". Anggota Partai Hijau Kai Gehring menuntut agar universitas bersikap transparan tentang dana eksternal untuk penelitian mereka. 

"Hanya kalau data-data perjanjian kerjasama itu dipublikasi, bisa ada wacana luas tentang masalah etika dalam pembiayaan proyek penelitian", ujarnya.

Kementerian Pertahanan Jerman sekarang mengumumkan, pihaknya juga memberi dana untuk berbagai penelitian di universitas. Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata 10 juta Euro disalurkan setiap tahun. 

Pesanan riset mencakup bidang teknologi pertahanan dan penelitian sosial. Tapi keterangan rinci "tidak dapat diberikan atas alasan keamanan militer dan sipil", demikian disebutkan.

Sumber : Dw.de

No comments:

Post a Comment