Perdana Menteri Timor Leste, Kay Rala Xanana Gusmao,
pada Kamis (4/12/2013) mengecam tindakan intelijen Australia yang
menggerebek kantor pengacara Timor Leste di Canberra, kemarin.
Kantor pengacara itu digerebek dan sejumlah dokumen terkait bukti penyadapan intelijen Australia terhadap kabinet Timor Leste disita. Selain itu, saksi kunci penyadapan disebut-sebut ikut ditangkap.
“(Itu) serangan yang kontraproduktif dan tidak kooperatif,” kata Xanana dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Dia menuntut Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk menjelaskan tindakan aparat intelijen Australia itu. “Mereka harus menjamin keamanan saksi kami dari masalah ini,” ucap Xanana.
”Merampok tempat dari perwakilan hukum Timor Leste dan melakukan tindakan agresif seperti menangkap saksi kunci, adalah tindakan yang tidak dapat diterima.”
Xanana protes dengan tindakan Australia yang mengklaim sebagai sahabat. ”Ini adalah perilaku yang tidak layak dari teman dekat atau tetangga dari suatu bangsa yang besar seperti Australia,” imbuh dia.
Seperti diketahui, aparat intelijen (ASIO) menggerebek kantor pengacara Timor Leste di Canberra, yang tengah melaporkan kasus penyadapan intelijen Australia ke Den Haag, Belanda, kemarin.
Namun, Jaksa Agung Australia, George Brandis, membela tindakan ASIO itu. ”Surat perintah (penggerebekan) itu diterbitkan oleh saya dengan alasan bahwa dokumen-dokumen yang terkait soal intelijen, berhubungan dengan masalah keamanan,” katanya.
Sumber : Sindo
Kantor pengacara itu digerebek dan sejumlah dokumen terkait bukti penyadapan intelijen Australia terhadap kabinet Timor Leste disita. Selain itu, saksi kunci penyadapan disebut-sebut ikut ditangkap.
“(Itu) serangan yang kontraproduktif dan tidak kooperatif,” kata Xanana dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Dia menuntut Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk menjelaskan tindakan aparat intelijen Australia itu. “Mereka harus menjamin keamanan saksi kami dari masalah ini,” ucap Xanana.
”Merampok tempat dari perwakilan hukum Timor Leste dan melakukan tindakan agresif seperti menangkap saksi kunci, adalah tindakan yang tidak dapat diterima.”
Xanana protes dengan tindakan Australia yang mengklaim sebagai sahabat. ”Ini adalah perilaku yang tidak layak dari teman dekat atau tetangga dari suatu bangsa yang besar seperti Australia,” imbuh dia.
Seperti diketahui, aparat intelijen (ASIO) menggerebek kantor pengacara Timor Leste di Canberra, yang tengah melaporkan kasus penyadapan intelijen Australia ke Den Haag, Belanda, kemarin.
Namun, Jaksa Agung Australia, George Brandis, membela tindakan ASIO itu. ”Surat perintah (penggerebekan) itu diterbitkan oleh saya dengan alasan bahwa dokumen-dokumen yang terkait soal intelijen, berhubungan dengan masalah keamanan,” katanya.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment