Monday, 9 December 2013

Reformasi Militer Jerman: Pasukan yang Tidak Puas

Menteri Pertahanan Jerman Thomas de Maiziere dan Kanselir Angela Merkel telah menarik kesimpulan pertama dari reformasi militer Jerman Bundeswehr. Sikap optimis yang ditunjukkan tidak mampu menenangkan tentara. 

“Bundeswehr sekarang  menuju arah baru,“ demikian kesimpulan Menteri Pertahanan Jerman Thomas de Maiziere mengenai kemajuan reformasi di tubuh Bundeswehr. 

Hari Senin (21/10), pada pertemuan Bundeswehr di Strausberg dekat Berlin, Thomas de Maiziere juga mengakui bahwa perbaikan belum terlihat di semua bidang, tapi arahnya sudah benar. 

Kanselir Jerman Angela Merkel bahkan menggambarkan Bundeswehr sebagai model bagi reformasi di bidang lain dalam tatanan masyarakat di Jerman. Namun baik de Maizziere maupun Merkel tidak mengeluarkan neraca awal pembaruan militer Jerman.

Reformasi Bundeswehr Tidak Bisa Dihindari

Situasi keamanan internasional telah berubah secara dramatis dalam 15 tahun terakhir. Konflik menjadi lebih beragam dan wilayah krisis menuntut pengerahan angkatan bersenjata yang sesuai. 

Bahkan de Maiziere memperkirakan bahwa di masa depan Bundeswehr harus memenuhi tuntutan besar di seluruh dunia. Jerman harus mengambil alih tanggungjawab yang lebih besar, juga di bidang militer, dikatakan Menteri Pertahanan de Maiziere. 

Kanselir Jerman mengisyaratkan bahwa Mali mungkin akan menjadi negara tujuan misi militer Bundeswehr. Menurutnya, tidak dapat diterima bahwa teroris berkembang di negara-negara di barat Afrika dan menyebabkan penderitaan lebih lanjut bagi penduduk sipil.

Saat ini, tentara Jerman terlibat dalam misi untuk menstabilkan wilayah Balkan dan dalam konflik bersenjata seperti di Afghanistan atau dalam mengamankan jalur laut di lepas pantai Somalia. 

Di masa depan, sekitar 10.000 tentara Jerman akan dapat diturunkan dengan cepat, fleksibel dan untuk jangka waktu yang lama di beberapa wilayah untuk mengakhiri krisis dan mengatasi konflik. 

Demikian sasaran yang ingin dicapai Kementrian Pertahanan Jerman. Sejak tahun 2010, Bundeswehr melakukan pemangkasan personal. Di jajaran pimpinan saja, dari 42 personal kini tinggal 25.

Program Penghematan yang Luas

Karena kurangnya anggaran negara, untuk menjalankan tugas barunya, Bundeswehr terpaksa melaksanakan program penghematan ketat. Keputusan yang sudah keluar: 31 markas Bundeswehr akan ditutup sampai tahun 2017 dan dan 90 markas Bundeswehr lainnya akan diperkecil. 

Proyek pertahanan akan dikurangi secara drastis. Dari 177 pesawat tempur baru yang direncanakan, kini tinggal 140 yang akan disediakan. Pesanan helikopter tempur dikurangi sekitar setengahnya menjadi 40 buah. Dan pemangkasan terutama dilakukan di bidang personal.

Dari 500.000 tentara yang dimiliki selama Perang Dingin, di masa depan hanya tinggal 185.000. Pemangkasan personal ini tidak mesti dilakukan pada anggota Bundeswehr. Karena sejak bulan Juli 2011, Jerman menghentikan program wajib militer, sehingga sekarang hanya relawan saja yang menjadi anggota pasukan. 

Satu langkah yang tampak sampai saat ini, karena dalam hal apapun, hanya satu dari lima anggota setiap angkatan yang akan direkrut. Dan karena berdasarkan jumlah penduduk maka jumlah anggota yang direkrut juga menurun.

Ketidakpuasan dan Kritik terhadap Reformasi

Perampingan dan restrukturisasi Bundeswehr juga mendatangkan frustasi dan terkadang kekacauan. Hal ini juga dicatat Hellmut Könighaus, komisaris militer di Parlemen Jerman. Tugas yang dilakukan Hellmut Könighaus adalah mendokumentasikan kondisi dan situasi dalam pasukan serta menampung kritik dan keluhan anggota pasukan. 

Könighaus mengeluh bahwa tentara hanya mendapatkan sedikit informasi mengenai reformasi dan kadang mereka juga tidak tahu, di mana mereka akan ditugaskan minggu depan. 

Anggota pasukan merasa mereka telah dikesampingkan. Pada saat yang sama, Bundeswehr mengalami kesulitan untuk menarik calon tentara baru. Jumlah minimum 5.000 kader setiap tahunnya memang tercapai. 

Namun jumlah yang diinginkan sebenarnya adalah 15.000. Sekarang ini, akibat ketidakpastian, tampaknya menjadi prajurit profesional juga tidaklah menarik.
Kebanyakan karyawan Bundeswehr menganggap pembaruan dalam tubuh Bundeswehr memang perlu dilakukan. 

Namun mereka tidak mengerti bagaimana pembaruan ini diterapkan – kadang terlalu cepat, kadang terlalu lambat. Menurut survey dari perhimpunan angkatan bersenjata, 88 persen anggota pimpinan Bundeswehr menolak untuk dilakukannya perubahan secepatnya. 

Jika ini dilakukan, mereka menilai reformasi tidak akan berlangsung lama. 53 persen prajurit bahkan menilai bahwa reformasi tidak akan berhasil. Hasil yang sama juga dikemukanan Institut Ilmu Sosial Bundeswehr yang mendapat tugas dari Kementrian Pertahanan untuk meneliti “manajemen pembaruan“.

Hari Senin (21/10/12), pada pertemuan Bundeswehr, Menteri Pertahanan Thomas de Maiziere meminta pengertian atas pemangkasan yang kadang menyakitkan dan ia juga meminta kesabaran semua pihak. 

Kita tidak boleh hanya melihat resiko, tapi juga bekerja untuk meraih kesempatan. Hari Selasa (22/10/12), reformasi di tubuh Bundeswehr masih dibicarakan pada konferensi Bundeswehr di Strausberg. 

Pada tahun 2013 dan 2014, para prajurit kembali akan diminta pendapatnya. Dan akan dilihat sejauh mana para tentara Jerman dapat memahami posisi menteri mereka.
 
Sumber : Dw.De

No comments:

Post a Comment