Sebuah pesawat milik AS yang terbang ke Sudan Selatan untuk membantu proses evakuasi, Sabtu (21/12/2013), ditembaki sehingga mengakibatkan tiga prajurit AS terluka.
"Tiga prajurit AS terluka. Tiga helikopter mendarat di pangkalan militer Entebbe membawa tiga orang yang terluka itu untuk kemudian diangkut C-130 ke Nairobi," kata seorang perwira Uganda.
Sumber-sumber militer menyebut pesawat yang ditembaki itu adalah jenis Osprey, sebuah pesawat dengan sayap tetap namun dengan rotor yang bisa berputar sehingga memungkinkan pesawat itu mendarat dan tinggal landas secara vertikal.
Sementara itu, pertempuran di Sudan Selatan semakin memanas. Pemerintah negeri itu bahkan menyatakan seorang komandan angkatan darat membelot ke pihak pemberontak yang ingin menggulingkan Presiden Salva Kiir.
Kekerasan di negeri termuda dunia yang baru merdeka pada 2011 itu terus meningkat meski pemerintah Sudah Selatan sudah menawarkan negosiasi dengan mantan wakil presiden Riek Machar, yang dituding mendalangi upaya kudeta.
Machar kemudian menuding Salva Kiir tengah melakukan pembersihan lawan-lawan politiknya dan para pendukung Machar kini memerangi pemeirntah Sudan Selatan di beberapa daerah.
Setidaknya sudah 500 orang tewas hanya dalam pertempuran di Juba selama enam hari belakangan, sementara puluhan ribu orang lainnya terpaksa mengungsi mencari tempat yang lebih aman.
Sebagian besar warga mengungsi ke basis-basis PBB di tengah kekhawatiran negeri miskin itu kini berada di tepi perang saudara.
Sumber : KOMPAS
"Tiga prajurit AS terluka. Tiga helikopter mendarat di pangkalan militer Entebbe membawa tiga orang yang terluka itu untuk kemudian diangkut C-130 ke Nairobi," kata seorang perwira Uganda.
Sumber-sumber militer menyebut pesawat yang ditembaki itu adalah jenis Osprey, sebuah pesawat dengan sayap tetap namun dengan rotor yang bisa berputar sehingga memungkinkan pesawat itu mendarat dan tinggal landas secara vertikal.
Sementara itu, pertempuran di Sudan Selatan semakin memanas. Pemerintah negeri itu bahkan menyatakan seorang komandan angkatan darat membelot ke pihak pemberontak yang ingin menggulingkan Presiden Salva Kiir.
Kekerasan di negeri termuda dunia yang baru merdeka pada 2011 itu terus meningkat meski pemerintah Sudah Selatan sudah menawarkan negosiasi dengan mantan wakil presiden Riek Machar, yang dituding mendalangi upaya kudeta.
Machar kemudian menuding Salva Kiir tengah melakukan pembersihan lawan-lawan politiknya dan para pendukung Machar kini memerangi pemeirntah Sudan Selatan di beberapa daerah.
Setidaknya sudah 500 orang tewas hanya dalam pertempuran di Juba selama enam hari belakangan, sementara puluhan ribu orang lainnya terpaksa mengungsi mencari tempat yang lebih aman.
Sebagian besar warga mengungsi ke basis-basis PBB di tengah kekhawatiran negeri miskin itu kini berada di tepi perang saudara.
Sumber : KOMPAS
No comments:
Post a Comment