Friday, 20 December 2013

Eropa Tidak Akan Jadi Kekuatan Militer

Dalam pertemuan puncak di Brussel, para pemimpin Eropa membahas kerjasama militer. 

Tapi Uni Eropa tidak akan membangun kekuatan militer sendiri, dan lebih mengandalkan struktur NATO. 

Apakah setiap negara kecil di Eropa perlu Angkatan Udara? Apakah negara-negara Eropa perlu mengembangkan jenis panser yang berbeda-beda? Sistem pertahanan Eropa yang tumpang tindih mengakibatkan biaya besar. 

Sebenarnya bisa dilakukan penghematan, seandainya negara-negara Eropa bekerjasama. Tapi hal ini ternyata tidak mudah, karena setiap negara punya tradisi dan kebanggaan sendiri-sendiri.

Presiden Perancis Francois Hollande dalam pertemuan puncak Uni Eropa di Brussel mengusulkan agar Eropa punya anggaran khusus untuk operasi militer. Ketika terjadi krisis di Mali, Perancis mengirim pasukannya untuk menghalau pemberontak radikal Islam. 

Sekarang, tentara Perancis diterjunkan ke Republik Afrika Tengah untuk meredam pemberontakan.

Semua misi ini menelan biaya besar. Karena itu, Hollande mengusulkan agar Uni Eropa membuat kas khusus untuk membayar misi-misi internasional semacam itu. Hollande mengatakan di Brussel, dia mendapat dukungan "dari hampir semua pemerintahan di Uni Eropa". 

Sekarang, harus ada keputusan politik tentang pembiayaan misi militer itu.
Jerman menolak Kanselir Jerman Angela Merkel menolak gagasan Hollande. "Kita di Eropa tidak bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di berbagai bagian dunia lain. 

Kita harus membantu kawasan-kawasan itu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri", kata Merkel.

Jerman tidak mau terlibat langsung dalam misi militer di luar negeri dan lebih setuju untuk menjual senjata kepada pemerintahan yang bisa dipercaya. Merkel juga menolak membayar misi militer Perancis dengan alasan, Uni Eropa tidak punya pengaruh langsung pada perkembangan politik di kawasan konflik.

Perdana Menteri Swedia Fredrik Reinfeldt hanya setuju mendanai proyek-proyek kemanusiaan. Kalau Perancis memutuskan untuk mengirim pasukan militer ke Afrika, maka Perancis harus membayarnya sendiri. Ia menambahkan, untuk masalah keamanan, Eropa sudah punya struktur kerjasama militer melalui NATO.

Uni Eropa tidak perlu militer sendiri

Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen menerangkan, Eropa perlu NATO yang kuat untuk bisa mempertahankan diri. Tapi untuk itu, negara-negara Eropa juga perlu meningkatkan anggaran militernya.

"Jika Eropa tidak memperbaiki kapasitas pertahanannya, ada bahaya Amerika Serikat nanti meninggalkan kita, dan Eropa akan terpisah makin jauh dari Amerika", kata Rasmussen. Tapi ia menegaskan, tidak perlu "menciptakan satu pasukan Eropa". Setiap angkatan bersenjata akan tetap berada di bawah pengendalian negaranya masing-masing.

Kalangan diplomat Eropa berpendapat, kekuatan Eropa tidak terletak pada kekuatan militernya, melainkan pada kemampuan diplomatik. Jadi tidak perlu memperkuat militer secara berlebihan. Ketua Parlemen Eropa Martin Schulz menerangkan, "peran yang akan dimainkan Uni Eropa adalah peran sebagai soft-power." Eropa tidak akan menjadi adidaya militer, tandasnya.

Sumber : Dw.DE

No comments:

Post a Comment