Wednesday, 18 December 2013

AS Janjikan Bantuan Militer bagi Vietnam dan Filipina

Kunjungan Menlu AS, John Kerry ke Vietnam dan Filipina membawa kerjasama militer bagi ketiga negara. 

AS diyakini ingin menambah kekuatan militer di kawasan guna membatasi pengaruh Cina. 

Amerika Serikat berjanji akan menggelontorkan dana sebesar 40 juta US Dollar untuk membantu militer Filipina mengawasi wilayah perbatasan laut menyusul ketegangan dengan Cina di Laut Cina Selatan. Bantuan yang berasal dari Dana Keamanan Darurat Global itu akan dikucurkan dalam rentang waktu tiga tahun.

Bantuan tersebut disepakati dalam lawatan Menteri Luar Negeri John Kerry di Vietnam dan Filipina. Washington juga menjanjikan bantuan militer untuk Vietnam sebesar 32,5 juta US Dollar, antara lain dalam bentuk lima kapal patroli untuk angkatan laut.

Kedua negara terlibat konflik teritorial dengan Cina seputar kepulauan Spratly dan Paracel di Laut Cina Selatan. Kerjasama tersebut kental aroma politik menyusul ketegangan yang meningkat di kawasan. Cina baru-baru ini mengirimkan kapal induk pertamanya ke kawasan perairan tersebut dengan dalih latihan militer.

Zona Pertahanan Udara di Laut Cina Selatan?




Cina belakangan juga menuai konflik dengan Jepang soal Zona Pertahanan Udara di Laut Cina Timur. "Zona itu tidak seharusnya dibentuk dan Cina sebaiknya tidak melakukan tindakan serupa di kawasan lain, terutama di Laut Cina Selatan," kata Kerry dalam konfrensi pers bersama Menlu Filipina, Albert del Rosario, Selasa (17/12).


Kementrian Pertahanan Cina sebelumnya mengisyaratkan pihaknya akan membuat zona serupa di Laut Cina Selatan. "Cina dalam hal ini berupaya mengklaim zona pertahanan udara menjadi kawasan teritorialnya sendiri," kata del Rosario. 

Jika Beijing sebaliknya membentuk zona pertahanan udara di Laut Cina Selatan, "itu akan menjadi masalah buat kami," katanya lebih lanjut.

Kerry menegaskan, Amerika Serikat akan membantu sekutu-sekutunya di Asia Pasifik. "Kami secara tegas menolak penggunaan intimidasi dan agresi dalam konflik teritorial dan kami berkomitmen untuk menjaga keamanan Filipina dan kawasan."
Insiden di Laut Cina Selatan

Bantuan militer AS terhadap kedua negara diyakini akan membebani hubungan dengan Cina. Betapapun juga, Beijing melihat kedua wilayah perairan itu sebagai "kepentingan utama." Upaya Washington memperkuat kekuatan militer di kawasan bisa dipastikan akan bertentangan dengan sikap Beijing.

Awal Desember silam kedua negara terlibat dalam insiden serius setelah kapal perang Cina menghadang kapal AS di Laut Cina Selatan. AS mengklaim, USS Cowpens berlayar di perairan internasional dan harus menghindar agar tidak menabrak kapal induk Cina.

Beijing sejauh ini tidak mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Namun harian pemerintah, Global Times melaporkan, kapal perang AS memprovokasi kapal induk Liaoning dengan berlayar terlampau dekat dan melampaui batas 30 mil laut yang merupakan "lapisan pertahanan terdalam" bagi angkatan laut Cina.

Sumber : Dw.De

No comments:

Post a Comment