MANILA - Meski China dan Filipina masih dilanda krisis
hubungan bilateral, kedua negara itu memutuskan untuk melakukan latihan
militer bersama.
Latihan itu dimaksudkan untuk penanganan gempa yang
menjadi bagian dari latihan militer tahunan Balikatan.
Pejabat militer Filipina Brigadir Jenderal Aurelio Baladad mengatakan, latihan militer China dan Filipina menunjukan adanya itikad baik China yang bersedia untuk berdiskusi. Latihan Balikatan itu juga akan dibuka oleh Filipina dan Amerika Serikat (AS).
"Latihan Balikatan pada dasarnya adalah latihan militer gabungan antara AS dan Filipina. Namun latihan ini berkembang seiring dengan munculnya globalisasi. Kita semua harus perduli tentang apa yang akan terjadi di perairan internasional, dan bagaimana cara kita meresponsnya," ujar Baladad, seperti dikutip GMA, Senin (15/4/2013).
Baladan menegaskan, sengketa wilayah antara China dan Filipina tidak akan menjadi pokok pembicaraan antara dua negara tersebut di latihan militer Balikatan. China dan Filipina saat ini dinyatakan mulai memusatkan perhatiannya pada keamanan maritim termasuk di antaranya adalah masalah kebocoran minyak di lautan yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Sejauh ini, klaim wilayah di Laut China Selatan masih dilakukan oleh China, Filipina, Taiwan, Vietnam, Brunei dan Malaysia. Tepat pada Januari lalu, Filipina mengusulkan adanya mekanisme internasional untuk memecahkan masalah sengketa itu. Filipina mencoba menyebut tindakan China di wilayah sengketa itu sebagai tindakan yang ilegal.
Filipina mengecam langkah China yang mengklaim wilayah besar di perairan itu. Negara Asia Tenggara tersebut juga menyebut Laut China Selatan dengan nama Laut Filipina Timur.
Pejabat militer Filipina Brigadir Jenderal Aurelio Baladad mengatakan, latihan militer China dan Filipina menunjukan adanya itikad baik China yang bersedia untuk berdiskusi. Latihan Balikatan itu juga akan dibuka oleh Filipina dan Amerika Serikat (AS).
"Latihan Balikatan pada dasarnya adalah latihan militer gabungan antara AS dan Filipina. Namun latihan ini berkembang seiring dengan munculnya globalisasi. Kita semua harus perduli tentang apa yang akan terjadi di perairan internasional, dan bagaimana cara kita meresponsnya," ujar Baladad, seperti dikutip GMA, Senin (15/4/2013).
Baladan menegaskan, sengketa wilayah antara China dan Filipina tidak akan menjadi pokok pembicaraan antara dua negara tersebut di latihan militer Balikatan. China dan Filipina saat ini dinyatakan mulai memusatkan perhatiannya pada keamanan maritim termasuk di antaranya adalah masalah kebocoran minyak di lautan yang menyebabkan kerusakan lingkungan.
Sejauh ini, klaim wilayah di Laut China Selatan masih dilakukan oleh China, Filipina, Taiwan, Vietnam, Brunei dan Malaysia. Tepat pada Januari lalu, Filipina mengusulkan adanya mekanisme internasional untuk memecahkan masalah sengketa itu. Filipina mencoba menyebut tindakan China di wilayah sengketa itu sebagai tindakan yang ilegal.
Filipina mengecam langkah China yang mengklaim wilayah besar di perairan itu. Negara Asia Tenggara tersebut juga menyebut Laut China Selatan dengan nama Laut Filipina Timur.
Sumber : Okezone
No comments:
Post a Comment