Manila : Segala upaya dilakukan oleh
Kesultanan Sulu untuk merebut wilayah Sabah dari Malaysia. Salah
satunya, ahli waris Kesultanan Sulu akan meminta bantuan ke China.
Juru Bicara Kesultanan Sulu Abraham Idjirani mengatakan, sejak
berabad-abad lampau, Kesultanan Sulu telah menjalin hubungan yang erat
dengan negeri tirai bambu itu. Sultan Sulu di tempo dulu juga sudah
melakukan kunjungan kehormatan ke China.
Menurut Idjrani, Sultan Sulu pernah datang ke China saat Dinasti Ming
dipimpin Raja Yongle pada 1417. Tak hanya itu, salah satu Sultan Sulu
Paduka Batara meninggal di Dezhou, Provinsi Shandong. Sultan itu
kemudian menerima kehormatan untuk dimakamkan dengan upacara kerajaan
dari Kekaisaran China.
"Anda tahu, Kesultanan Sulu dan China telah menjalin hubungan selama
berabad-abad lampau. Maka, ini tidak mengejutkan jika beberapa ahli
waris pergi ke China untuk meminta bantuan guna mendapat kembali hak
mereka," kata Idjrani seperti dikutip Manila Bulletin, Kamis (11/4/2013).
Tak hanya minta bantuan China. Sultan Sulu Jamalul Kiram III juga
berencana menemui Sultan Brunei Hassanal Bolkiah yang akan berkunjung ke
Filipina. Sulu berharap pertemuan itu akan menghasilkan solusi terbaik
atas sengketa Sabah.
Sultan Bolkiah yang saat ini menjadi Ketua ASEAN akan melakukan
kunjungan ke Filipina pada 15-16 April mendatang. Oleh sebab itu,
Kesultanan Sulu telah menyiapkan surat untuk disampaikan kepada Sultan
Bolkiah--yang leluhurnya menguasai Sabah yang dulunya bernama Borneo
Utara.
Pada intinya, dalam surat itu Sultan Sulu meminta bantuan Sultan
Bolkiah untuk menyelesaikan kebuntuan sengketa wilayah Sabah dengan
pemerintah Malaysia yang menguasai Sabah setelah penjajah Inggris
menguasai Borneo Utara. "Sultan Jamalul Kiram juga akan meminta audiensi
dengan Sultan Bolkiah," kata Idjirani.
Memang, dalam sejarahnya wilayah Sabah yang dulunya bernama North
Borneo menjadi teritori Kesultanan Brunei. Wilayah Sabah kemudian
diberikan oleh Sultan Brunei kepada Sultan Sulu sebagai hadiah karena
telah membantu meredam pemberontakan dalam negerinya.
Namun, bertahun-tahun kemudian terjadilah proses sewa. Hingga pada
akhirnya wilayah Sabah jatuh ke kekuasaan Inggris. Pada 16 September
1963, Sabah bersatu dengan Malaysia, Sarawak, dan Singapura, membentuk
Federasi Malaysia merdeka.
Idjirani menambahkan, surat yang ditulis oleh Kesultanan Sulu itu
juga akan dikopi dan disebarkan ke Kedutaan Indonesia, Malaysia, Amerika
Serikat, China, Inggris, Belanda, dan Jerman. Selain itu, Kesultanan
Sulu juga berencana meminta dukungan dari China.
"Kesultanan Sulu akan mendiskusikan isu ini (sengketa Sabah) untuk
membuat keputusan akhir. Ingat, Kesultanan Sulu dan Borneo Utara
memiliki hubungan yang baik di masa lalu," tutur Idjrani. (Eks)
Sumber : Yahoo
No comments:
Post a Comment