Pemimpin militer Amerika Serikat mengungkapkan tiga faktor utama yang
mungkin akan menyeret negaranya dalam perang dunia ketiga. Mayor Jendral
William Hix, petinggi militer AS, mengungkapkan hal mengerikan tersebut
saat pertemuan tahunan Asosiasi Angkatan Darat AS di Washington.
Dia mengatakan, ancaman dari Rusia, kekuatan militer yang berkembang dari Cina dan perubahan iklim, bisa menjadi faktor yang memimpin Amerika dalam Perang Dunia Tiga. Bahkan, menurut Hix, perang dunia ketiga tersebut lebih menakutkan dan merusak dari perang-perang antara negara-negara di dunia sebelumnya.
"Konflik di masa depan akan menjadi sangat mematikan dan cepat dengan perang antara dua negara kuat. Dan itu hampir pasti, kami bahkan tidak mungkin dapat mengendalikannya," kata Jenderal Wiiliam Hix, seperti yang dilansir oleh laman Mirror, Rabu, 5 Oktober 2016,w aktu setempat.
Kemungkinan-kemungkinan itu didukung perkembangan teknologi dalam militer yang semakin canggih, sehingga negara-negara akan menggunakan senjata yang cerdas. Dia mengatakan kini, Cina dan Rusia sedang membangun pasukan besar yang semakin bergantung pada teknologi yang sangat canggih.
Faktor itu memaksa para pemimpin militer AS untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi kekerasan dalam skala besar yang belum pernah terlihat sebelumnya. Sementara itu, dengan nada khawatir, Kepala Staf Angkatan Darat AS, Jenderal Mark A. Milley mengatakan perang antara bangsa di masa depan hampir pasti terjadi.
Miley menambahkan, strategi militer harus siap untuk perang cyber dan pertarungan di daerah perkotaan. Kekhawatiran Amerika ini datang setelah akhir pekan lalu Rusia dilaporkan mempersiapkan warganya untuk 'perang nuklir' dengan Barat karena ketegangan meningkat di Suriah.
Media dan pejabat negara komunis tersebut mengklaim Barat ingin melancarkan serangan ke Rusia karena intervensinya di Suriah. Para pejabat mengumumkan pada Jumat pekan lalu, tempat penampungan bawah tanah telah dibangun yang bisa memberikan perlindungan bagi 12 juta warga Moskow dari serangan.
Ketegangan dua negara terkuat di dunia tersebut semakin meninggi menyusul perang sipil di Suriah yang tak kunjung ada solusi perdamaian terutama di Aleppo. Kota ini berada di bawah serangan dari pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad selama seminggu yang didukung Rusia.
Di sisi lain pemberontak Suriah ingin merebut kota itu dengan dukungan Barat termasuk AS. Rusia memperingatkan, AS akan menghadapi konsekuensi mengerikan jika mengambil tindakan militer terhadap rezim Suriah. Rusia memiliki cadangan terbesar senjata nuklir di dunia dengan 8.400 hulu ledak ketimbang 7.500 di Amerika.
Sumber : Tempo
Dia mengatakan, ancaman dari Rusia, kekuatan militer yang berkembang dari Cina dan perubahan iklim, bisa menjadi faktor yang memimpin Amerika dalam Perang Dunia Tiga. Bahkan, menurut Hix, perang dunia ketiga tersebut lebih menakutkan dan merusak dari perang-perang antara negara-negara di dunia sebelumnya.
"Konflik di masa depan akan menjadi sangat mematikan dan cepat dengan perang antara dua negara kuat. Dan itu hampir pasti, kami bahkan tidak mungkin dapat mengendalikannya," kata Jenderal Wiiliam Hix, seperti yang dilansir oleh laman Mirror, Rabu, 5 Oktober 2016,w aktu setempat.
Kemungkinan-kemungkinan itu didukung perkembangan teknologi dalam militer yang semakin canggih, sehingga negara-negara akan menggunakan senjata yang cerdas. Dia mengatakan kini, Cina dan Rusia sedang membangun pasukan besar yang semakin bergantung pada teknologi yang sangat canggih.
Faktor itu memaksa para pemimpin militer AS untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi kekerasan dalam skala besar yang belum pernah terlihat sebelumnya. Sementara itu, dengan nada khawatir, Kepala Staf Angkatan Darat AS, Jenderal Mark A. Milley mengatakan perang antara bangsa di masa depan hampir pasti terjadi.
Miley menambahkan, strategi militer harus siap untuk perang cyber dan pertarungan di daerah perkotaan. Kekhawatiran Amerika ini datang setelah akhir pekan lalu Rusia dilaporkan mempersiapkan warganya untuk 'perang nuklir' dengan Barat karena ketegangan meningkat di Suriah.
Media dan pejabat negara komunis tersebut mengklaim Barat ingin melancarkan serangan ke Rusia karena intervensinya di Suriah. Para pejabat mengumumkan pada Jumat pekan lalu, tempat penampungan bawah tanah telah dibangun yang bisa memberikan perlindungan bagi 12 juta warga Moskow dari serangan.
Ketegangan dua negara terkuat di dunia tersebut semakin meninggi menyusul perang sipil di Suriah yang tak kunjung ada solusi perdamaian terutama di Aleppo. Kota ini berada di bawah serangan dari pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad selama seminggu yang didukung Rusia.
Di sisi lain pemberontak Suriah ingin merebut kota itu dengan dukungan Barat termasuk AS. Rusia memperingatkan, AS akan menghadapi konsekuensi mengerikan jika mengambil tindakan militer terhadap rezim Suriah. Rusia memiliki cadangan terbesar senjata nuklir di dunia dengan 8.400 hulu ledak ketimbang 7.500 di Amerika.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment