Saturday, 8 October 2016

AS Mau Tambah Pasukan Lagi di Sebelah Selatan Indonesia

Australia dan Amerika Serikat sepakat untuk patungan pembiayaan penempatan militer Amerika di Negeri Kanguru itu. Penempatan militer AS di bagian utara Australia dipandang jadi faktor kunci bagi pergeseran fokus keamanan Amerika, yang kini lebih berat ke Asia - seperti yang dicanangkan Presiden Barack Obama.

Kesepakatan itu diumumkan oleh Menteri Pertahanan Australia, Marise Payne, Kamis kemarin seperti yang diberitakan kantor berita Reuters. Dia bertemu dengan Menteri Pertahanan AS, Ash Carter, di Washington DC pekan ini untuk membicarakan rencana penambahan personel militer Amerika di Kota Darwin - yang saat ini sebanyak 1.250 personel - mulai 2020 mendatang.  

Darwin terletak di ujung utara Australia - atau tidak begitu jauh dari perbatasan selatan Indonesia. Bahkan, menurut Reuters, secara geografis Darwin lebih dekat dengan Indonesia ketimbang dengan Ibu Kota Australia, Canberra.  

Pada 2014, AS dan Australia menandatangani kesepakatan untuk memfasiltasi latihan bersama sekaligus penempatan Angkatan Laut dan Udara Amerika di Darwin. Kedua negara sepakat bahwa pembiayaan operasional militer AS di Australia itu dilakukan secara patungan, sedangkan pembiayaan infrastrukturnya akan dibicarakan kemudian.

Maret lalu, kedua negara membicarakan penempatan pesawat-pesawat bomber jarak jauh AS, B-1, di Darwin demi mendukung kehadiran militer AS lebih dekat lagi di Laut China Selatan - yang menjadi wilayah sengketa antara China dan sejumlah negara Asia lainnya yang menjadi sekutu AS.     

Payne menilai bahwa dukungan Australia atas militer AS di Darwin “sejalan dengan kepentingan strategis jangka panjang negaranya dalam mendukung keterlibatan Amerika di kawasan dalam rangka mendukung keamanan dan stabilitas regional.”

Dengan demikian, kedua negara sepakat patungan untuk membiayai investasi infrastruktur militer AS di kawasan utara Australia itu sebesar A$2 miliar - atau setara Rp1,9 triliun. Ini belum termasuk biaya-biaya lain yang terkait dengan penempatan militer AS di Australia yang berlangsung selama 25 tahun.  

AS dan Australia pun merencanakan sejumlah latihan bersama, yang bisa melibatkan mitra-mitra mereka di Asia Pasifik.  Namun, baik pihak AS dan Australia, tidak bersedia menjelaskan lebih rinci soal penambahan pasukan ini - termasuk berapa banyak yang akan ditambah dan kapan akan dilakukan.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Gary Ross, hanya mengungkapkan bahwa pihaknya dan Australia pada prinsipnya sudah sepakat mengenai pembiayaan secara patungan. Namun mengenai penambahan personel militer AS setelah 2017 “masih dalam pembicaraan.”

Sumber : Viva

No comments:

Post a Comment