Pemerintah Prancis tidak main-main dalam memerangi kelompok ISIS di
Suriah. Prancis mengerahkan kapal induknya untuk menyerbu basis ISIS
sebagai balasan aksi teror pada Jumat, 13 November 2015. Kapal Charles
de Gaulle itu membawa 26 jet tempur.
Presiden Prancis Francois Hollande telah memerintahkan pengiriman kapal induk canggihnya itu ke perairan Suriah.
"Kapal induk Charles de Gaulle berangkat ke Mediterania timur (Laut Tengah). Ini akan membuat kapasitas aksi kita bertambah tiga kali lipat," kata Francois Hollande kepada anggota parlemen di Versailles di luar kota Paris.
Langkah tersebut diambil Prancis guna menggencarkan kampanyenya untuk menghapuskan militan Negara Islam Irak Suriah dari muka bumi. "Saya tidak berbicara tentang menghalangi ISIS, tapi tentang menghilangkannya."
Charles de Gaulle (R91), adalah sebuah kapal induk bertenaga nuklir yang dinobatkan sebagai kapal perang terbesar di Eropa Barat. Kapal ini juga menjadi satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir yang dioperasikan di luar Angkatan Laut Amerika Serikat.
Dioeperasikan sejak 1999, kapal ini memiliki bobot 42 ribu ton dengan pembangkit listriknya terdiri dari dua reaktor air K15 yang memberikannya kecepatan hingga 27 knot.
Seperti yang dilansir Guardian pada 17 November 2015, R91 membawa sebanyak 26 jet tempur. Pesawat tersebut siap bergabung dengan 12 jet tempur lainnya yang sudah lebih dulu berada di Suriah.
Pada Minggu, 15 November 2015, Angkatan Udara Prancis mengerahkan sebanyak 12 jet tempur. Armada ini melancarkan gempuran ke Kota Raqqa. Beberapa negara di Timur Tengah turut membantu, di antaranya Uni Emirat Arab dan Jordania.
Berdasarkna laporan, penyerbuan ini menjatuhkan sebanyak 20 bom ke Kota Raqqa yang dianggap sebagai basis kelompok ISIS. Kementerian Pertahanan Prancis mengklaim bom-bom itu sampai ke sasaran seperti markas komando, gudang amunisi, dan kamp pelatihan.
Sumber : Tempo
Presiden Prancis Francois Hollande telah memerintahkan pengiriman kapal induk canggihnya itu ke perairan Suriah.
"Kapal induk Charles de Gaulle berangkat ke Mediterania timur (Laut Tengah). Ini akan membuat kapasitas aksi kita bertambah tiga kali lipat," kata Francois Hollande kepada anggota parlemen di Versailles di luar kota Paris.
Langkah tersebut diambil Prancis guna menggencarkan kampanyenya untuk menghapuskan militan Negara Islam Irak Suriah dari muka bumi. "Saya tidak berbicara tentang menghalangi ISIS, tapi tentang menghilangkannya."
Charles de Gaulle (R91), adalah sebuah kapal induk bertenaga nuklir yang dinobatkan sebagai kapal perang terbesar di Eropa Barat. Kapal ini juga menjadi satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir yang dioperasikan di luar Angkatan Laut Amerika Serikat.
Dioeperasikan sejak 1999, kapal ini memiliki bobot 42 ribu ton dengan pembangkit listriknya terdiri dari dua reaktor air K15 yang memberikannya kecepatan hingga 27 knot.
Seperti yang dilansir Guardian pada 17 November 2015, R91 membawa sebanyak 26 jet tempur. Pesawat tersebut siap bergabung dengan 12 jet tempur lainnya yang sudah lebih dulu berada di Suriah.
Pada Minggu, 15 November 2015, Angkatan Udara Prancis mengerahkan sebanyak 12 jet tempur. Armada ini melancarkan gempuran ke Kota Raqqa. Beberapa negara di Timur Tengah turut membantu, di antaranya Uni Emirat Arab dan Jordania.
Berdasarkna laporan, penyerbuan ini menjatuhkan sebanyak 20 bom ke Kota Raqqa yang dianggap sebagai basis kelompok ISIS. Kementerian Pertahanan Prancis mengklaim bom-bom itu sampai ke sasaran seperti markas komando, gudang amunisi, dan kamp pelatihan.
Sumber : Tempo
No comments:
Post a Comment