Dalam soal kecepatan, siluman F – 22 Raptor tak diragukan lagi.
Pesawat ini merupakan kekuatan udara yang tanpa tanding di dunia.
Demikian ditulis Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal Norton Schwartz
pada tahun 2009 .
Tetapi tiga tahun setelah itu, semua dibuat tercengang karena pesawat yang disebut-sebut sebagai pesawat paling canggih itu bisa diimbangi oleh EurofighterTyphoon.
Bahkan pilot-pilot dari Jerman meyakini bisa menembak pesawat F-22 dengan Typhoon. Hal itu teruangkp dalam Combat Aircraft magazine.
Pada pertengahan Juni 2013 disebutkan 150 penerbang Jerman dan delapan twin – engine Typhoon mendarat di Eielson Air Force Base Alaska untuk Red Flag.
Ajang latihan yang dipimpin Amerika dan melibatkan lebih dari 100 pesawat dari Jerman , Angkatan Udara dan Angkatan Darat AS, NATO , Jepang , Australia dan Polandia.
Selama dua minggu mereka melakukan permainan perang. Salah satunya adalah ajang tempur tunggal antara F-22 dan Typhoon. Keduanya mensimulasikan pertempuran udara jarak dekat .
Hasilnya mengejutkan Jerman dan Amerika. ” Kami berimbang, ” kata Mayor Marc Gruene Combat Aircraft Jamie Hunter.
Lalu apa kuncinya? Menurut Gruene untuk bisa melumpuhkan F-22 harus bisa merapat sedekat mungkin dengan pesawat itu. ” Mereka tidak mengharapkan kita untuk mengubah begitu agresif .”
Gruene mengatakan Raptor unggul di pertempuran dari luar jangkauan visual dengan kecepatan tinggi dan ketinggian serta radar canggih dan rudal jarak jauh AMRAAM . Namun dalam jarak dekat mereka menjadi lamban “Jadi Typhoon tidak perlu takut pada F-22 Raptor,” ujar Gruene .
Hal ini tentu menjadikan Amerika harus bekerja keras. Karena selama bertahun-tahun Angkatan Udara telah gembar-gembor bahwa Raptor sebagai fighter tanpa tanding.
Bahkan mantan Menteri Pertahanan Robert Gates menyebutkan F-22 Raptor sebagai pesawat tempur terbaik yang belum pernah ada sebelumnya.
Amerika menyebut pertempuran di masa mendatang kemungkinan kecil akan terjadi dalam jarak pendek. Tapi pada kenyataannya pertempuran jarak pendek kerap tidak bisa dihindarkan.
Bahkan sebagian besar pertempuran udara terjadi pada jarak dekat , meskipun angan-angan senjata udara. Dan tentu hal ini bisa pertanda buruk bagi F – 22 dalam sebuah konflik di masa depan .
Sumber : Jejaktapak
Tetapi tiga tahun setelah itu, semua dibuat tercengang karena pesawat yang disebut-sebut sebagai pesawat paling canggih itu bisa diimbangi oleh EurofighterTyphoon.
Bahkan pilot-pilot dari Jerman meyakini bisa menembak pesawat F-22 dengan Typhoon. Hal itu teruangkp dalam Combat Aircraft magazine.
Pada pertengahan Juni 2013 disebutkan 150 penerbang Jerman dan delapan twin – engine Typhoon mendarat di Eielson Air Force Base Alaska untuk Red Flag.
Ajang latihan yang dipimpin Amerika dan melibatkan lebih dari 100 pesawat dari Jerman , Angkatan Udara dan Angkatan Darat AS, NATO , Jepang , Australia dan Polandia.
Selama dua minggu mereka melakukan permainan perang. Salah satunya adalah ajang tempur tunggal antara F-22 dan Typhoon. Keduanya mensimulasikan pertempuran udara jarak dekat .
Hasilnya mengejutkan Jerman dan Amerika. ” Kami berimbang, ” kata Mayor Marc Gruene Combat Aircraft Jamie Hunter.
Lalu apa kuncinya? Menurut Gruene untuk bisa melumpuhkan F-22 harus bisa merapat sedekat mungkin dengan pesawat itu. ” Mereka tidak mengharapkan kita untuk mengubah begitu agresif .”
Gruene mengatakan Raptor unggul di pertempuran dari luar jangkauan visual dengan kecepatan tinggi dan ketinggian serta radar canggih dan rudal jarak jauh AMRAAM . Namun dalam jarak dekat mereka menjadi lamban “Jadi Typhoon tidak perlu takut pada F-22 Raptor,” ujar Gruene .
Hal ini tentu menjadikan Amerika harus bekerja keras. Karena selama bertahun-tahun Angkatan Udara telah gembar-gembor bahwa Raptor sebagai fighter tanpa tanding.
Bahkan mantan Menteri Pertahanan Robert Gates menyebutkan F-22 Raptor sebagai pesawat tempur terbaik yang belum pernah ada sebelumnya.
Amerika menyebut pertempuran di masa mendatang kemungkinan kecil akan terjadi dalam jarak pendek. Tapi pada kenyataannya pertempuran jarak pendek kerap tidak bisa dihindarkan.
Bahkan sebagian besar pertempuran udara terjadi pada jarak dekat , meskipun angan-angan senjata udara. Dan tentu hal ini bisa pertanda buruk bagi F – 22 dalam sebuah konflik di masa depan .
Sumber : Jejaktapak
No comments:
Post a Comment