Prancis telah mengirim proposal pembatalan kesepakatan
Prancis-Rusia terkait pembangunan kapal induk pengangkut helikopter
Mistral, demikian dilaporkan harian bisnis Kommersant mengacu pada
“sumber di bidang kerja sama militer teknis”.
Proposal tersebut menyatakan bahwa Prancis akan mengembalikan 785 juta euro pada Rusia, namun uang tersebut baru bisa didapatkan Rusia setelah pemerintah Rusia mengeluarkan izin tertulis yang membolehkan Prancis menjual kapal tersebut ke pihak ketiga tanpa syarat, demikian diberitakan Kommersant.
Berdasarkan informasi dari Kommersant, Moskow menolak proposal tersebut. Menurut perkiraan Rusia, kerugian atas pembatalan kontrak tersebut mencapai 1.163 miliar euro dan Rusia tak mau mengeluarkan izin bagi Prancis untuk mengekspor kembali kapal hingga uang tersebut dikembalikan.
“Kami tak bisa menerima tawaran Prancis yang hanya mau mengembalikan sejumlah uang yang mereka sebutkan.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin telah menginformasikan hal ini pada Sekretaris Jenderal Pertahanan dan Keamanan Nasional Prancis Louis Gautier. Mereka kini sedang mempersiapkan argumen,” kata sumber tersebut.
Berdasarkan perkiraan surat kabar mingguan Prancis Le Point, pembatalan kontrak Mistral dengan Rusia membuat Prancis merugi sekitar dua hingga lima miliar euro.
Kontrak senilai 1,12 miliar euro untuk pembangunan kapal serang amfibi Mistral bagi Angkatan Laut Rusia ditandatangani Juni 2011. Jika kontrak tidak direalisasikan, Prancis harus membayar sejumlah uang penalti pada Rusia.
Kapal Mistral pertama, Vladivostok, telah selesai pada Oktober 2013. Kapal tersebut seharusnya diserahkan pada Rusia musim gugur 2014 lalu, namun hingga saat ini kapal belum diserahkan.
Kapal Mistral kedua, Sevastopol, seharusnya diserahkan pada Rusia Oktober 2015, namun kesepakatan tersebut juga ditangguhkan.
Prancis menangguhkan pengiriman kapal Mistral sebagai bagian dari paket sanksi dari Eropa yang ditujukan pada Moskow karena Rusia dianggap menciptakan kekacauan di Ukraina tenggara. Rusia terus menyangkal tuduhan tersebut.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menyebutkan pada Sabtu (9/5) lalu bahwa Prancis tak bisa membuat keputusan untuk menjual kapal Mistral tanpa persetujuan Rusia karena Rusia memiliki sertifikat kepemilikan terakhir atas kapal tersebut.
Sumber : RBTH
Proposal tersebut menyatakan bahwa Prancis akan mengembalikan 785 juta euro pada Rusia, namun uang tersebut baru bisa didapatkan Rusia setelah pemerintah Rusia mengeluarkan izin tertulis yang membolehkan Prancis menjual kapal tersebut ke pihak ketiga tanpa syarat, demikian diberitakan Kommersant.
Berdasarkan informasi dari Kommersant, Moskow menolak proposal tersebut. Menurut perkiraan Rusia, kerugian atas pembatalan kontrak tersebut mencapai 1.163 miliar euro dan Rusia tak mau mengeluarkan izin bagi Prancis untuk mengekspor kembali kapal hingga uang tersebut dikembalikan.
“Kami tak bisa menerima tawaran Prancis yang hanya mau mengembalikan sejumlah uang yang mereka sebutkan.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin telah menginformasikan hal ini pada Sekretaris Jenderal Pertahanan dan Keamanan Nasional Prancis Louis Gautier. Mereka kini sedang mempersiapkan argumen,” kata sumber tersebut.
Berdasarkan perkiraan surat kabar mingguan Prancis Le Point, pembatalan kontrak Mistral dengan Rusia membuat Prancis merugi sekitar dua hingga lima miliar euro.
Kontrak senilai 1,12 miliar euro untuk pembangunan kapal serang amfibi Mistral bagi Angkatan Laut Rusia ditandatangani Juni 2011. Jika kontrak tidak direalisasikan, Prancis harus membayar sejumlah uang penalti pada Rusia.
Kapal Mistral pertama, Vladivostok, telah selesai pada Oktober 2013. Kapal tersebut seharusnya diserahkan pada Rusia musim gugur 2014 lalu, namun hingga saat ini kapal belum diserahkan.
Kapal Mistral kedua, Sevastopol, seharusnya diserahkan pada Rusia Oktober 2015, namun kesepakatan tersebut juga ditangguhkan.
Prancis menangguhkan pengiriman kapal Mistral sebagai bagian dari paket sanksi dari Eropa yang ditujukan pada Moskow karena Rusia dianggap menciptakan kekacauan di Ukraina tenggara. Rusia terus menyangkal tuduhan tersebut.
Wakil Perdana Menteri Rusia Dmitry Rogozin menyebutkan pada Sabtu (9/5) lalu bahwa Prancis tak bisa membuat keputusan untuk menjual kapal Mistral tanpa persetujuan Rusia karena Rusia memiliki sertifikat kepemilikan terakhir atas kapal tersebut.
Sumber : RBTH
No comments:
Post a Comment