Setelah berminggu-minggu perencanaan dan pengawasan yang difokuskan pada
sebuah kediaman dekat ladang minyak di timur Suriah, Amerika Serikat
(AS) akhirnya mengirimkan pasukan elite.
Dilansir dari Reuters, Minggu, 17 Mei 2015, unit pasukan Delta Force dikerahkan untuk menyerbu sasaran, yakni seorang tokoh ISIS yang bertindak sebagai bos keuangan kelompok radikal itu.
Unit pasukan elite itu menjalankan operasi khusus, setelah selama ini Presiden Barack Obama bersikeras tidak akan mengirimkan pasukan darat AS, dalam upaya menghabisi ISIS di Irak dan Suriah.
Mereka diterbangkan dari Irak pada Sabtu pagi yang gelap, menggunakan helikopter Black Hawk dan kapal pengangkut Osprey. Misi mereka menangkap pemimpin ISIS kelahiran Tunisia, Abu Sayyaf, dalam keadaan hidup.
Dia diyakini bertanggungjawab untuk penjualan minyak dan gas, serta operasi keuangan lain, yang digunakan untuk mendanai kampanye brutal kelompok teroris yang mendeklarasikan negara agama di Suriah dan Irak.
Operasi yang dilakukan unit elite Delta Force itu, disebut sempat mendapat perlawanan dari militan ISIS, mengakibatkan terjadinya situasi yang kacau. "Terjadi pertempuran jarak dekat, perkelahian," kata seorang pejabat AS.
Pentagon mengatakan Abu Sayyaf terbunuh dalam penggerebekan, bersama dengan lusinan militan lain. Istrinya, Umm Sayyaf, yang disebut turut terlibat dalam aktivitas teroris ISIS, ditangkap dan dibawa ke Irak.
Juru bicara Gedung Putih, Bernadette Meehan, mengatakan diharap bisa didapat data penting dari proses interogasi terhadap Umm Sayyaf, serta data-data dari laptop dan ponselnya yang turut disita.
Sumber : Viva
Dilansir dari Reuters, Minggu, 17 Mei 2015, unit pasukan Delta Force dikerahkan untuk menyerbu sasaran, yakni seorang tokoh ISIS yang bertindak sebagai bos keuangan kelompok radikal itu.
Unit pasukan elite itu menjalankan operasi khusus, setelah selama ini Presiden Barack Obama bersikeras tidak akan mengirimkan pasukan darat AS, dalam upaya menghabisi ISIS di Irak dan Suriah.
Mereka diterbangkan dari Irak pada Sabtu pagi yang gelap, menggunakan helikopter Black Hawk dan kapal pengangkut Osprey. Misi mereka menangkap pemimpin ISIS kelahiran Tunisia, Abu Sayyaf, dalam keadaan hidup.
Dia diyakini bertanggungjawab untuk penjualan minyak dan gas, serta operasi keuangan lain, yang digunakan untuk mendanai kampanye brutal kelompok teroris yang mendeklarasikan negara agama di Suriah dan Irak.
Operasi yang dilakukan unit elite Delta Force itu, disebut sempat mendapat perlawanan dari militan ISIS, mengakibatkan terjadinya situasi yang kacau. "Terjadi pertempuran jarak dekat, perkelahian," kata seorang pejabat AS.
Pentagon mengatakan Abu Sayyaf terbunuh dalam penggerebekan, bersama dengan lusinan militan lain. Istrinya, Umm Sayyaf, yang disebut turut terlibat dalam aktivitas teroris ISIS, ditangkap dan dibawa ke Irak.
Juru bicara Gedung Putih, Bernadette Meehan, mengatakan diharap bisa didapat data penting dari proses interogasi terhadap Umm Sayyaf, serta data-data dari laptop dan ponselnya yang turut disita.
Sumber : Viva
No comments:
Post a Comment