Serdadu Irak terungkap telah memenggal dan
memutilasi seorang militan ISIS sebagai aksi balas dendam karena ISIS
membantai ratusan kadet militer Irak di Tikrit. Sejumlah foto bukti aksi
balas dendam serdadu Irak itu telah tersebar di internet.
Bukti foto itu salah satunya disebarkan pemilik akun Instagram Iaqi_lion18. Dalam foto-foto itu terdapat keterangan, bahwa militan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) tersebut jadi korban balas dendam atas kematian ratusan kadet militer Irak di Kamp Speicher, dekat Tikrit, kota kelahiran Saddam Hussein.
Beberapa tokoh militer, politisi dan tokoh hak asasi manusia mengatakan, meski berdalih balas dendam, aksi para serdadu Irak itu tetap salah. Mereka menyebut, tindakan itu sebagai bukti kejahatan perang.
Juru bicara Angkatan Darat Irak, Jenderal Saad Maan, mengatakan penyelidikan terhadap tindakan serdadu Irak itu akan diluncurkan. “Kami tidak punya apa-apa untuk disembunyikan,” katanya, seperti dilansir Mirror, semalam (13/3/2015).
Sementara itu, meskipun ISIS sudah digempur pasukan Kurdi dan Irak serta dibantu serangan udara pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat, kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi itu masih menguasai sejumlah wilayah di Irak.
Kepala Militer AS, Jenderal Martin Dempsey, mengatakan, sebanyak 20 ribu milisi telah terlibat membantu operasi memerangi ISIS untuk merebut kembali wilayah Tikrit.
Sedangkan Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, telah menyerukan kepada angkatan bersenjata Irak agar melindungi warga sipil dan harta benda rakyat dari ancaman ISIS.
“Saya menyerukan kepada orang-orang yang telah disesatkan atau melakukan kesalahan untuk meletakkan senjata dan bergabung dengan pasukan keamanan dalam rangka untuk membebaskan kota-kota (di Irak dari tangan ISIS),” ujar Al-Abadi.
Sumber : Sindo
Bukti foto itu salah satunya disebarkan pemilik akun Instagram Iaqi_lion18. Dalam foto-foto itu terdapat keterangan, bahwa militan Islamic State Iraq and Syria (ISIS) tersebut jadi korban balas dendam atas kematian ratusan kadet militer Irak di Kamp Speicher, dekat Tikrit, kota kelahiran Saddam Hussein.
Beberapa tokoh militer, politisi dan tokoh hak asasi manusia mengatakan, meski berdalih balas dendam, aksi para serdadu Irak itu tetap salah. Mereka menyebut, tindakan itu sebagai bukti kejahatan perang.
Juru bicara Angkatan Darat Irak, Jenderal Saad Maan, mengatakan penyelidikan terhadap tindakan serdadu Irak itu akan diluncurkan. “Kami tidak punya apa-apa untuk disembunyikan,” katanya, seperti dilansir Mirror, semalam (13/3/2015).
Sementara itu, meskipun ISIS sudah digempur pasukan Kurdi dan Irak serta dibantu serangan udara pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat, kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi itu masih menguasai sejumlah wilayah di Irak.
Kepala Militer AS, Jenderal Martin Dempsey, mengatakan, sebanyak 20 ribu milisi telah terlibat membantu operasi memerangi ISIS untuk merebut kembali wilayah Tikrit.
Sedangkan Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, telah menyerukan kepada angkatan bersenjata Irak agar melindungi warga sipil dan harta benda rakyat dari ancaman ISIS.
“Saya menyerukan kepada orang-orang yang telah disesatkan atau melakukan kesalahan untuk meletakkan senjata dan bergabung dengan pasukan keamanan dalam rangka untuk membebaskan kota-kota (di Irak dari tangan ISIS),” ujar Al-Abadi.
Sumber : Sindo
No comments:
Post a Comment